Ulumbu – Masyarakat yang bermukim di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu, Kabupaten Manggarai membantah rumor yang menyebutkan mereka mengalami kekurangan air bersih imbas dari kehadiran pembangkit tersebut.
Rumor itu sengaja disebarkan oleh pihak tertentu untuk mendiskreditkan PLTP, padahal berbanding terbalik dengan fakta di lapangan.
Kepala Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese, Manggarai, NTT, Lorens Langgut membantah rumor yang beredar tersebut.
Sebagai warga asli yang tinggal di sekitar kawasan geothermal PLTP Ulumbu, Lorens dan warganya tak pernah sekalipun mengeluhkan ketersediaan air bersih. Begitupun dengan aktivitas pertanian para petani.
“Warga dua kampung tersebut tidak pernah mengeluh kekurangan air bersih,” tegasLorens
Dia mengatakan, PLTP Ulumbu dibangun sejak 2011 sampai saat ini, warga Kampung Tantong dan Kampung Damu, yang hidup berdampingan dengan PLTP Ulumbu, tetap bisa menikmati kejernihan mata air Wae Ces.
Bukan cuma itu, areal sawah di Desa Wewo pun tetap bisa memanfaatkan keberlimpahan mata air Wae Pesi untuk kebutuhan pertanian. Bahkan, lanjut Lorens, para petani melakukan panen paling sedikit dua kali setahun. Baik padi, maupun tanaman perkebunan, seperti cengkeh, kakao, dan lainnya, tumbuh subur.
“Sudah empat tahun berturut-turut, petani di desa Wewo menikmati hasil panen cengkeh yang luar biasa,” tutur Lorens.
Lorens juga menegaskan pernyataannya melalui pengalamannya saat mendapat kesempatan berkunjung ke PLTP Lahendong di Kabupaten Tomohon, Sulawesi Utara, bersama rombongan warga Poco Leok, 11-12 Maret 2025.
Warga sekitar PLTP yang telah berusia 24 tahun itu, kata Lorens, hidup sejahtera. Air tetap melimpah, dan petani tetap menoreh hasil panen maksimal. Bahkan, pertanian di Lahendong sudah maju dengan berbagai diversifikasi tanaman.
Lorens berharap, para petani di Desa Wewo bisa mengikuti pola pertanian di sekitar PLTP Lahendong, apalagi di Desa Wewo sudah ada lima kelompok tani yang sudah menjadi binaan PLTP Ulumbu.
“Tanaman padi maupun tanaman hortikultura di sekitar PLTP Lahendong sangat subur bahkan air sekitar wilayah itu berlimpah,” ungkap Lorens.
Kesaksian Lorens diamini oleh para petani yang berbatasan langsung dengan PLTP Lahendong. Mereka bercerita bahwa tidak ada keluhan sehubungan dengan ketersediaan air permukaan. Melimpahnya air permukaan tersebut, dimanfaatkan untuk kebutuhan usaha dengan menanam berbagai tanaman hortikultura.
“Wilayah kami tidak mengalami kekurangan air, dan kegiatan pertanian kami berjalan normal sekalipun dekat dengan lokasi sumur PLTP Lahendong,” ucap Heral Kaat, petani hortikultura di Lahendong.
Pengakuan Lorens dan para petani di PLTP Lahendong menjadi nyata bukti bahwa eksplorasi geothermal tak berdampak pada kelangsungan hidup masyarakat dan kelestarian alam sekitarnya. (*/gma)