Kupang – Angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Kupang, Ibukota Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Meski demikian pemerintah Kota Kupang, terus berupaya untuk menurunkan angka tersebut dengan sejumlah program di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun kelurahan demi tercapainya target dalam Rencana Pembangunan Daerah Kota Kupang (RPDK) 2023-2026 yakni kemiskinan nol di tahun 2026.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Kota Kupang, DjiDja Kadiwanu, Kamis (14/11) di ruang kerjanya mengatakan angka kemiskinan Kota Kupang saat ini sebesar 8,61 persen dari jumlah penduduk Kota Kupang sekitar 400 ribu jiwa.
Sinergitas program antar OPD dan pihak pemerintah kelurahan dilakukan terus dilakukan demi tercapainya target tersebut.
Ia mengakui jika kondisi sosial kemasyarakatan seperti pola hidup menjadi kendala tersendiri dalam upaya mencapai target tersebut namun pihaknya tetap berupaya keras dengan membangun kolaborasi dan sinergitas anatar unsur pembangunan untuk mencapai target tersebut.
Salah satu upaya kolaboratif yang dilakukan Pemkot dan pemerintah kelurahan salam mengatasi kemiskinan tersebut yakni program dana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PEM) yang digulirkan ke 51 kelurahan.
Dana tersebut dikelola pemerintah kelurahan bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang tujuannya pemberdayaan ekonomi warga dalam rangka menurunkan angka kemiskinan.
“Selain program kegiatan di OPD ada juga di kelurahan-kelurahan. Ada dana bergulir, dana PEM yang kita gulirkan lewat kelurahan itu juga tujuannya untuk menurunkan angka kemiskinan sesuai target RPDK,”kata DjiDja Kadiwanu.
Lurah Naikoten 1 kecamatan Kota Raja, Budi Izaac,SH, Jumat (29/11) mengatakan pengguliran dana PEM di kelurahan Naikoten 1 berjalan cukup baik.
Dana PEM tahun ini sekitar Rp 200 juta telah digulirkan ke sekitar 30 warga yang memiliki usaha kecil menengah. Umumnya perguliran dana tersebut menyasar ke kaum muda. “Memang ada juga orang tua tapi kita lebih ke anak-anak muda,”katanya.
Selain dana PEM yang difokuskan untuk pemberdayaan ekonomi dalam rangka pengentasan kemiskinan, kata lurah Budi Izaac, pihaknya juga bekerjasama dengan dinas tenaga kerja Kota Kupang dalam rangka mengatasi persoalan pengangguran di kelurahan Naikoten 1.
“Kita bekerja sama dengan Disnaker Kota Kupang untuk memberikan Pelatihan bagi warga kita terutama kaum muda. Tujuannya mereka bisa punya keterampilan dan buka usaha mandiri sehingga tidak nganggur,”katanya.
Dikatakan hasil dari keikutsertaan warga dalam pelatihan kerja Disnaker Kota Kupang sudah tampak. “Ada yang sudah buka usaha sendiri tapi ada yang masih ikut kerja dengan orang seperti bengkel. Memang kalau untuk usaha bengkel butuh modal besar,”katanya.
Sejumlah usaha baru yang tampak dari program kerjasama pelatihan dengan Disnaker tersebut kata lurah Budi Izaac diantaranya ada service AC, Tukang kayu, cuci motor dan lainnya.
“Setiap tahun kita ikutkan warga kita untuk pelatihan. setelah pelatihan mereka dibantu peralatan kerja juga sehingga ada yang bisa buka usaha sendiri,”katanya.
Selain program kerjasama dengan sejumlah OPD tersebur, Dalam rangka mengatasi pengangguran kata Budi Izaac pihaknya juga melibatkan kaum muda untuk terlibat dalam sejumlah event yang sifatnya pengembangan kreatifitas anak muda. Dalam upaya ini pihaknya melibatkan Karang taruna.
“Ada event-event yang digelar Pemkot kita ikutkan kelompok pemuda kita. Intinya meningkatkan keterampilan agar mereka bisa membuka lapangan kerja baru,”katanya.(Jmb)