Sains-Tekno

Ular Sanca Batik Pernah Memangsa Manusia, Hidup di Bawah Jembatan Liliba

Kupang – Masyarakat Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur dihebohkan dengan penemuan ular Sanca Batik, sejenis piton yang hidup di kali, di bawah Jembatan Liliba, Jumat (10/11/2023).

Sesuai keterangan Kepala Balai Besar KSDA NTT Ir. Arief Mahmud, M.Si. melalui Kepala Bidang Teknis KSDA Dadang Suryana mengatakan, ular Sanca Batik tersebut memiliki panjang sekitar 3,5 meter dan belum temasuk satwa yang dilindungi. (baca: https://www.lintasntt.com/berbahaya-ular-sanca-batik-ternyata-masih-ada-di-bawah-jembatan-liliba/)

Sedangkan baliwildlife.com menyebutkan, panjang ular dari suku Pythonidae ini bisa mencapai 8,5 meter dan merupakan ular terpanjang di dunia dengan berat mencapai 158 kilogram.

Ular ini memiliki pola hitam berbentuk rantai yang khas melingkari bagian-bagian yang berwarna cokelat muda atau cokelat keabu-abuan. Makanan utama ular ini adalah mamalia kecil seperti burung dan reptilia lain seperti biawak.

Untuk Ular yang kecil memangsa kodok, kadal dan ikan, sedangkan ular yang berukuran besar dilaporkan memangsa anjing, monyet, babi hutan, rusa, bahkan manusia. Setelah menelan mangsa yang besar, ular ini akan berpuasa sampai beberapa bulan hingga ia lapar kembali.

Adapun ular yang ditemukan di bawah Jembatan Liliba itu telah dilepas kembali ke habitatnya, namun masyarakat tentu tetap waspada karena jenis ular ini ternyata pernah memangsa manusia di daerah lain, bukan di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Peneliti Reptil dan Amfibi dari Institut Pertanian Bogor, Mirzra D Kusrini seperti dikutip kompas.com menyebutkan, serangan ular pada manusia biasanya disebabkan stok mangsanya di alam berkurang.

Kasus ular Sanca Batik memangsa manusia. Pada Juni 2016, seorang perempuan berusia 54 tahun di Muna, Sulawesi Tenggara dimangsa ular.

Kasus yang sama terjadi pada 2015, seorang lelaki dimangsa ular jenis ini di Mamuju, Sulawesi Barat, dan pada 200an, seekor Sanca Batik berukuran 5,3 meter memangsa manusia di Palu. Di Amerika Sering pada 2013, piton piaraan kelaparan, keluar kandang memangsa dua anak kecil yang sedang tidur di apartemen.

Namun, masyarakat tidak perlu takut berlebihan terkait keberadaan ular tersebut di bawah jembatan Liliba. Yang perlu dilakukan adalah tidak membunuh mangsa ular dan tidak merusak habitat ular. (*/gma/sumber: baliwildlife/kompas)

 

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Calon Lain Umbar Janji, Johni Asadoma Sudah Tangkap 53 Pelaku TPPO

Kupang - Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur NTT pada 23 Oktober 2024 malam…

1 hour ago

Jaringan Politik Nasional Kuat, Cerdas dan Berintegritas, Melki-Johni Pilihan Tepat Pimpin NTT

Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…

11 hours ago

PLN Peduli Bersama SMKN 3 Mataram, Maknai Sumpah Pemuda Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik

Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…

13 hours ago

Puluhan Tomas Takari Temui Korinus Masneno Minta Kampanye Akbar

Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…

13 hours ago

Pengamat Menilai Konsep Birokrasi yang Ditawarkan Melki-Johni Relevan

Kupang -  Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…

16 hours ago

Debat Soal Tata Kelola SDA, Dua Cawagub Dukung Pandangan Johni Asadoma

Kupang - Calon wakil gubernur NTT dari pasangan nomor Urut 2, Johni Asadoma diapresiasi saat…

20 hours ago