So’e – tak menghalangi tekad kelompok tani (Poktan) Bersaudara panen jagung seluas 10 hektare,
bagian program Tanam Jagung Panen Sapi [TJPS] seluas 193 hektar pada enam desa di Kecamatan Kualin, Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kualin, Yoakim Pau mengatakan Program TPJS digagas Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Tujuannya, sebagian hasil panen jagung untuk membeli sapi dan sisanya untuk persediaan pangan. Sapi selain menghasilkan daging, kotorannya dijadikan biogas, kompos dan bokasi untuk kesuburan tanah, maka petani pun mendapat bantuan benih lamtoro.
Selama enam bulan tanam jagung, pengawalan selain oleh penyuluh, Gubernur NTT menginstruksikan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), dinas pertanian provinsi dan kabupaten wajib mengawal. Realisasinya, pekan lalu pemerintah provinsi membeli 100 ton jagung hasil panen seharga Rp3.200 per kilogram (kg).
Varietas jagung yang ditanam adalah Lamuru, jagung komposit yang cocok di lahan kering. Setelah ditanam seluas 193 hektare pada November 2019 kemudian pada Januari 2020 sudah bisa dipanen untuk konsumsi.
“Teknologi pemupukan sesuai kebutuhan meliputi urea 150 kg per hektare dan SP36 sebanyak 100 kg per hektare. Pembersihan rumput dengan antradek dan manual saat penimbunan. Jarak tanam 40×80 cm,” kata Yononci Seo, Ketua Poktan Bersaudara di Desa Tuafanu, Kecamatan Kualin, Selasa (12/5).
Yononci Seo mengakui tidak memimpin Poktan yang sebagian besar berusia lanjut, namun seruan Gubernur Victor B Laiskodat agar petani tetap bekerja di lapangan untuk menangkal virus korona sekaligus mendukung ketersediaan pangan lokal maka anggota Poktan Bersaudara jadi lebih giat bekerja. “Anggota Poktan yang sebagian oma dan opa ternyata rajin membersihkan rumput dan membubun, itu semua berkat dorongan para penyuluh,” katanya.
Menurutnya, Gubernur NTT Laiskodat mengingatkan kalau petani tetap tinggal di rumah selama pandemi Covid-19 malah muncul masalah baru, kekurangan pangan sementara tubuh juga butuh sinar ultraviolet dari matahari untuk menangkal virus Corona.
Penyuluh pertanian pusat di Kementerian Pertanian RI, Yulia Tri Sedyowati, selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian NTT menyatakan sinergi dan koordinasi petani dengan penyuluh, sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kepada petani dan penyuluh tetap bekerja di lapangan untuk memenuhi ketersediaan pangan.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Prof Dedi Nursyamsi berulangkali mengingatkan petani dan penyuluh mematuhi Protokol Kesehatan untuk menangkal pandemi Covid-19. Kenakan masker, jaga jarak, hindari kerumunan dan sering cuci tangan pakai sabun untuk menangkal korona.
Kepala Pusluhtan BPPSDMP Leli Nuryati mengapresiasi dukungan penyuluh pertanian yang setia mendampingi petani di lapangan. “Pangan berperan penting untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sekaligus menjaga stabilitas nasional di tengah krisis Covid-19,” ujaranya. (sumber: mi)
Mataram - Memasuki tahun baru 2025, PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP…
Kupang - Satu nelayan tewas dan dua nelayan lainnya selamat setelah perahu yang mereka tumpangi…
Kupang - Pengamat Tambang dan Energi, Ferdy Hasiman menyebutkan penerbitan Surat Keputusan (SK) Penetapan Lokasi…
Kupang - Seorang petani tewas tersambar petir di Persawahan Polo, Desa Temas, Kcamatan Rote Barat…
Kupang - Dua pesawat gagal mendarat di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur imbas…
Kupang - Yunus Kalikit Lindi Djawa, korban hilang terseret banjir Sungai Lakolat di Desa Maidang,…