Kupang – Pasokan listrik dari PLTU Bolok ke empat kabupaten di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali lancar setelah personil PLN merampungkan pembangunan tower darurat (emergency) 70 Kv, Senin (19/4).
Empat kabupaten itu ialah Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu.
Tower darurat setinggi 63 meter tersebut dibangun di Desa Tunfeu, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang hanya berlangsung 10 hari dari rencana semula satu bulan. Tower itu menggantikan sementara tower yang roboh akibat badai seroja menghantam wilayah NTT pada 4-5 April 2021.
“Sebanyak 1.812 personel PLN bekerja siang dan malam, didukung TNI dan masyarakat,” kata Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda dalam konferensi pers yang siarkan secara virtual.
Syamsul menyampaikan terima kasih atas kerja keras seluruh pihak yang telah berkontribusi walaupun di tengah pandemi dan bulan puasa, tetap berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan dan pengoperasian tower emergency lebih cepat dari target.
Rampungnya tower darurat, berdampak positif terhadap 99% listrik di empat kabupaten tersebut, atau sebanyak 169.332 pelanggan PLN di Pulau Timor kembali menikmati listrik.
General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko mengatakan robohnya tower tersebut tidak hanya disebabkan badai, tetapi juga longsor.
Untuk pembangunan tower permanen, tambah Jatmiko, PLN akan membangun tiga tower, setelah dilaukan penyelidikan tanah (soil investigation) dari Universitas Nusa Cendana untuk mencari lokasi baru pembangunan tower. “Kami sudah merencanakan untuk melakukan reroute (mengubah rute) untuk mencari jalur lain,” katanya.
Sedangkan untuk tower lainnya yang terletak di daerah berisiko, PLN akan memperkuat tapak tower dengan membangun dinding di sekitar lokasi tersebut.
Sementara itu, sampai Senin pukul 12.00 Wita PLN telah berhasil memulihkan 3.694 gardu listrik dari 4.002 gardu yang terdampak badai. Saat ini, sebanyak 595.725 pelanggan dapat menikmati listrik kembali. (sumber: mi/gma)