Komandan Distrik Militer 1601/Sumba Timur, Letnan Kolonel Infanteri Elvin T Saragih
Kupang–Anggota TNI Kodim 1601/Sumba Timur, NTT ikut berpartisipasi dalam membasmi hama belalang yang menyerang wilayah itu.
Komandan Distrik Militer 1601/Sumba Timur, Letnan Kolonel Infanteri Elvin T Saragih, Rabu (13/7/2016) mengatakan, anggota diterjunkan ke sejumlah tempat yang menjadi titik munculnya hama belalang.
“Yang saat ini anggota kita lakukan, yakni pengendalian hama belalang dengan cara penyemprotan di spot-spot munculnya hama belalang tersebut. Penyemprotan hama tersebut saat ini dimulai dari Desa Moubokul, Kecamatan Pandawai,”kata Elvin
Elvin menjelaskan, anggota TNI yang terlibat bersama pejabat dari Dinas Pertanian Provinsi NTT dan Kabupaten Sumba Timur, serta warga masyarakat setempat, selain membantu melakukan penyemprotan, juga ikut memonitor wilayah, sehingga kalau ada belalang yang muncul maka anggota TNI akan segera melakukan koordinasi untuk segera mengambil aksi bersama penyuluh dari dinas pertanian.
Selain di Desa Moubokul lanjut Elvin, kegiatan penyemprotan itu juga dilaksanakan di Desa Palakahembi dan Kelurahan Watumbaka.
“Sasaran pengendalian (penyemprotan) belalang kembara tersebut yakni bekas hinggapan belalang yang meninggalkan telur dan anak belalang yang jumlahnya ribuan setiap titik di padang rumput, sehingga musnah dan tidak berkembang lebih banyak lagi serta tidak memakan tanaman masyarakat,”kata Elvin.
Menurut Elvin, penyemprotan hama belalang itu menggunakan obat Dharmabar dan Confidor dari Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur dan bantuan dari Dinas Pertanian Provinsi NTT.
Dengan keterlibatan TNI dalam mengikuti kegiatan penyemprotan itu, Elvin berharap populasi perkembangbiakan hama belalang bisa ditekan. “Dampaknya bila areal persawahan warga kena serang hama belalang, maka akan terjadi kerawanan pangan dan petani tidak bisa mendapatkan penghasilan, yang berujung pada kerawanan sosial,”ucap Elvin.
Sebelumnya diberitakan, Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora mengharapkan perhatian serius dari pemerintah pusat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membantu mengatasi hama belalang yang menyerang tanaman pertanian di wilayahnya.
“Saat ini, kami butuh dukungan obat-obatan khususnya Confidor, Dharmabas, dan alat semprot,” kata Gidion, Kamis (7/7/2016) malam. Gidion sudah melaporkan hama belalang ini kepada pemerintah provinsi dan pusat sepekan lalu, tetapi belum ada respons.
Hingga kini, hama belalang sudah menyerang lima kecamatan, yakni Rindi, Pahunga Lodu, Kahaungu Eti, Haharu, dan Pandawai. Jika semula berada di padang, kini belalang sudah mulai masuk ke lahan warga. Pemkab Sumba Timur kini hanya mengandalkan penyemprotan dan doa di tempat ibadah serta ritual adat dari warga yang masih menganut kepercayaan asli.
“Kalau ini terus berlangsung, maka bukan hanya padi dan jagung yang rusak, tapi semua tumbuhan juga akan dimakan habis oleh belalang kembara ini yang tentunya akan menimbulkan kerawanan, terutama pangan,” kata Gidion.
Hama belalang sudah muncul di wilayah ini sejak sebulan lalu. Belalang-belalang berukuran kecil hinggap di ladang dan jalan raya sehingga membuat warga merasa resah. (sumber: kompas.com/media indonesia)
Kefamenanu - Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) Johni Asadoma meninjau lokasi Hutan Wisata…
Napan - Wakil Gubernur (Wagub) NTT Johni Asadoma menghadiri pembukaan jalur perlintasan perdana Pos Lintas…
Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) segera membentuk tim pencari fakta menyusul penolakan…
Kupang - PT PLN (Persero) bersama para pengembang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) melakukan audiensi…
Kupang - Aktivitas Gunng Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur masih…
Kupang - Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menemukan banyak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tidak menyuplai…