Categories: Humaniora

Tiga Blogger Menangi Cerita ‘Untuk Sahabatku Belu’

Atambua–Tiga blogger memenangi Gramedia Blogger Competition ‘Untuk Sahabatku Belu’ atau lomba penulisan dongeng untuk anak yang digelar Save The Children bersama Gramedia.

Tiga pemenang itu terpilih dari 80 peserta dari seluruh Indonesia, yakni Afin Yulia asal Banyuwangi, Jawa Timur dengan cerita berjudul ‘Atambua, Hau Hadomi O’.

Pemenang kedua dengan judul cerita ‘Kura-Kura dan Buku-Buku Ajaib, diraih Huud Alam asal DKI Jakarta, dan pemenang ketiga diraih Ursula Claudya asal Yogyakarta dengan cerita berjudul ‘Karim, Peri Hutan dan Fulan Fehan.

Para pemenang masing-masing mendapatkan voucher Gramedia sebesar Rp500.000, sertifikat, merchandise dari Yayasan Sayangi Tunas Keci dan paket buku dari Elex Media. Hadiah diserahkan oleh Bagus dari Elex Media.

Selain itu terpilih 12 pemenang favorit yang juga masing-masing menerima sertifikat, merchandise dan paket buku antara lain ‘Rabi, Kelinci yang Suka Berburuk Sangka’ ditulis oleh Cynthia Li, Mumut si Mumut ditulis oleh Noval Kurniadi, dan Gadis Peracik Ramuan ditulis oleh Ludia Angraini.

Manager Komunikasi dan Media Yayasan Sayangi Tunas Cilik Ruly Prayoga mengatakan para pemenang “Cerita untuk anak-anak Belu ini supaya mereka terinspirasi untuk rajin membaca,” kata Ruly di sela-sela Acara Festival Membaca Tahun 2016 di Kabupaten Belu, Sabtu (23/7).

Kegiatan dengan tema ‘Ayo Membaca untuk Masa Depan yang Lebih Baik’ ini dalam rangka memeriahkan Hari Anak Nasional. Kegiatan digelar di selama tiga hari sejak 21 Juli 2016.

Kegiatan ini diikuti 210 anak dari 70 Sekolah Dasar (SD) binaan Save The Children dari dua kabupaten yaitu Belu dan Malaka, termasuk guru, orang tua, dan relawan pos baca. Peserta dibagi tiga kategori yakni kelas 1 mengikuti lomba menyusun huruf, kelas 2 mengikuti lomba membaca lancar dan kelas 3 mengikuti lomba bercerita.

Adapun para orang tua dan fasilitator mengikuti lomba membuat media pembelajaran menggunakan bahan lokal. Sedangkan relawan pos baca mengikuti lomba membaca ekspresif.

“Pelibatan orang tua dan guru bertujuan membangun kesadaran mereka dalam mendukung literasi anak di rumah,” Yanton Marabi Djala, Senior Project Officer (SPO) Program ‘BELAJAR’ Save The Children Belu.

Menurut Yanton, sebelum mengikuti kegiatan tersebut, para orang tua telah dilatih mengembangkan bahan pembelajaran menggunakan bahan lokal selama durasi program atau empat kali dalam setahun. Di antaranya membuat sketsa rumah menggunakan alang-alang dan bambu.

Ada juga alat musik Oklele (juk) asal Timor menggunakan tripleks. Nantinya media pembelajaran yang dibuat orang tua dan guru tersebut dipajang di sekolah untuk selanjutnya digunakan dalam proses belajar-mengajar.(gma/sumber:mi)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

PLN Sosialisasi Bahaya dan Keamanan Pasokan Listrik di Omesuri Lembata

Lembata - PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Flores Bagian Timur melalui Unit…

1 hour ago

Promo Terbaru dari PLN, Tambah Daya Listrik Dapat Diskon 50%

Kupang - PT PLN kembali menghadirkan promo spesial berupa diskon 50% untuk biaya tambah daya,…

2 hours ago

Wagub Johni Asadoma Gelorakan Gerakan ‘Beli NTT’ di AnTiK Fest 2025

Kupang - Wakil Gubernur NTTJohni Asadoma membuka "Ana NTT Kreatif Festival" AnTiK Fest 2025, di…

5 hours ago

Dua Terduga Preman yang Aniaya Warga di Manutapen Segera Diadili

Kupang - Penyidik Polsek Alak melimpahkan berkas dua tersangka kasus pengeroyokan terhadap John Pelang di…

6 hours ago

Kaliwatu Residence Labuan Bajo Jadi Resort Pertama di NTT yang Dukung Penggunaan Energi Hijau

Labuan Bajo - Kabar membanggakan datang dari dunia pariwisata dan energi bersih di Labuan Bajo.…

9 hours ago

Empat Bupati di Sumba Siap Dukung PLN Untuk Kelancaran Program Pembangunan Lisdes Dan Lisdus

Kupang  - PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrik (UP2K) Sumba dan PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan…

12 hours ago