Kupang – Tim Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Undana Kupang mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan mengusung tema besar “Pelatihan Literasi Media Digital dan Jurnalisme Warga Bagi Komunitas Jurnalisme Warga Sasando Kupang, Kamis (10/8/2023).
Pelatihan berlangsung di Aula FISIP Undana, diikuti oleh 18 peserta terdiri dari 9 peserta dari anggota Jurnalis Warga Sasando, dan 9 lainnya merupakan mahasiwa Undana dari beberapa jurusan.
Kegiatan ini di buka secara resmi oleh ketua Tim PKM Emanuel Leuape dan didampingingi langsung oleh Koordinator Komunitas Jurnalis Warga Sasando Kupang Palce Amalo.
Koordinator Komunitas JW Sasando Kupang pun turut bersosialisasi atau branding terkait komunitas yang di pimpinnya sejak tahun 2021 kepada para peserta pelatihan.
“JW Sasando Kupang cukup mampu menghadirkan tulisan tulisan yang menjadi perpanjangan tangan warga yang tidak dapat dijangkau oleh jurnalis mainstream, serta berupaya mendorong keterbukaan informasi publk agar pelayanan publik itu menjadi lebih baik,” tutur Palce
Dalam sambutannya, ketua Tim PKM Emanuel Leuape mengatakan, jurnalis warga, demikian juga dengan jurnalis profesional itu sebenarnya dalam posisi atau misi yang sama,hanya wadahnya saja yang berbeda
“Literasi media ini pertimbangan kami adalah untuk membantu teman- teman agar dapat mengantisipasi pelanggaran atau kesalahan dalam pemanfaatan media digital atau ruang publik ketika sedang melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai seorang Jurnalis, baik pada tahap pengolahan atau produksi berita maupun tahap komunikasi,” ujarnya.
Pelatihan ini diisi dengan pemaparan materi terkait Literasi Media Digital dan Foto Jurnalisti. Adapun dua pembagian sesi materi, pertama terkait Literasi Media Digital yang dibawakan oleh Maria Pabha Swan (Rosi) atau Selaku Dosen Ilmu Komunikasi, Undana, dan foto jurnalistik yang dibawakan oleh Frengki Lolo.
Pelatihan ini menjadi bertujuan melatih mahasiswa dan juga para Jurnalis Warga Sasando kupang untuk mampu memiliki keterampilan di bidang jurnalistik dan mampu mengembangkan potensi untuk menjadi seorang jurnalis warga yang tidak kalah bersaing eksis dengan jurnalis profesional.
Dalam kenyataannya, informasi menjadi hal yang sangat penting untuk di sebarluaskan dan dikonsumsi publik. Namun, informasi yang muncul kadang kala melahirkan berita hoax, dan pada pelatihan ini, Maria atau yang biasa disapa Rosi selaku pemateri memberi banyak tips dan solusi cara menangani Hoax itu dengan modal edukasi, termasuk dengarkan, apresiasi, cek dan klarifikasi.
“Sepertiga hidup kita ada didunia digital, media sosial menjadi sumber lahirnya informasi juga menjadi ladang penyebaran hoax, maka langkah awal yang ditempuh adalah namai perasaan kita, biarkan otak kita bekerja dengan jernih dan tidak mudah menyerap hal negatif secara cepat,” kata Maria Pabha Swan.”Maka penting untuk saring sebelum sharing, dan hal yang perlu yang dipertegas itu “posting yang penting bukan yang penting posting,” sambungnya.
Pada sesi kedua, Fotografer Frengki Lolo menjelaskan foto Jurnalistik dimana hal ini perlu di perhatikan seksama yakni EDFAT (Entire, Detail, Frame, Angle, dan Time).
Ini mengandung bagaimana cara pengambilan foto dan komposisi yang melekat dan bagaimana menampilkan kedetailannya.
Kompetensi foto dan video grafis membantu untuk memproduksi berita yang konvergen, tidak semata-mata teks saja namun juga dapat di perkuat dengan kehadiran foto dan video jurnalistik dengan tidak mengabaikan etika foto jurnalistik. (Nita Sari/Jurnalis Warga)