Solusi Paket Korsa Untuk 5.700 Korban Seroja di Kupang, Meky Tanehe; “Korsa Menang”

  • Whatsapp
Foto: Jermi

Kupang – Realisasi penyaluran bantuan anggaran perbaikan rumah bagi 5.700 korban badai siklon tropis Seroja di Kabupaten Kupang tahun 2021 lalu tetap menjadi tekad perjuangan Korinus Masneno – Silvester Banfatin, calon bupati-wakil bupati Kupang periode 2024-2029 (paket Korsa).

Bersama anggota DPRD dari parpol pengusung seperti PDIP, PBB dan PAN telah berkomitmen untuk mewujudkan mimpi 5.700 warga korban seroja yang belum mendapatkan hak mereka akibat bencana tersebut.

Ditengah perjuangan, Johanis Mase, Dessy Ballo-Foeh, Natan Minfinit, Sakti Masneno, Hengky Loden dan lainnya ada rasa pesimis dari sejumlah kalangan kalau perjuangan tersebut bakal berakhir baik bagi ribuan korban tersebut.

Namun ditengah hujatan yang seakan membendung langkah perjuangan tersebut, Dessy,cs tidak patah arang. Mereka terus berusaha dengan menemui sejumlah pihak untuk memproses penyaluran dana tersebut seperti berkoordinasi dengan BNPB pusat, BPBD NTT, BPBD Kupang.

“Kita, Korsa, sudah ada solusi untuk 5.700 korban, diluar sana ada yang bilang begini begitu, kami tetap berjuang untuk wujudkan itu,”kata Dessy Ballo-Foeh dalam kampanye paket Korsa di desa Tuapukan, Rabu (30/10) yang dihadiri ratusan warga.

Disampaikan jika dana APBN untuk bencana toh tak bisa digunakan pihaknya bersama Korsa sudah berkomitmen untuk ditalangi lewat APBD kabupaten Kupang.”kalau dari pusat tidak bisa, kita upayakan lewat APBD kalau Korsa terpilih jadi bupati-wakil bupati Kupang lima tahun kedepan,”kata Dessy Ballo-Foeh disambut riuh tepuk tangan ratusan warga yang hadir.

Korinus Masneno menyampaikan penyaluran dana bencana untuk korban Seroja ada tiga pola yang ditawarkan pemerintah pusat yakni Dana Siap Pakai (DSP) dari presiden, kalau dana DSP tidak ada maka digunakan Bantuan perumahan swadaya.

Program rumah swadaya tersebut sudah dijalankan pemerintah pusat dengan besaran anggaran per-rumahnya Rp 25 juta. Namun kata Korinus kedepan akan dinaikan menjadi Rp 35 juta/unit. “Kedepan kita naikan 35 juta dengan cara pemerintah daerah menyumbang tambah 10 juta karena tingkat kemahalan di Jawa tidak sama dengan disini,”katanya.

Dalam kampanye tersebut, Alosous Paul, warga setempat juga mempertanyakan realisasi dana tersebut bagi korban yang belum mendapat bantuan.

Selain persoalan dana seroja warga juga mengungkap persoalan peternakan. Quota pengiriman sapi kabupaten Kupang yang menurun akibat penerapan standar berat badan 275 kg untuk sapi yang mau diantarpulaukan diharapkan menjadi perhatian jika Korsa terpilih sebagai bupati-wakil bupati Kupang lima tahun berikut. Karena penerapan standard berat sapi tersebut tak hanya merugikan daerah tapi juga peternak maupun pedagang sapi.

Menanggapi hal tersebut Korinus Masneno menyampaikan kalau penerapan standar berat sapi maupun jumlah quota pengiriman sapi ditetapkan oleh pemerintah provinsi NTT. Munculnya persoalan terkait hal tersebut akan dikoordinasikan dengan pemerintah provinsi.

Namun diakui Korinus kalau produksi sapi produktif kini menjadi persoalan tersendiri di kabupaten Kupang yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah. Persoalan nutrisi pakan hingga pola pemeliharaan saat ini dikatakan telah berdampak pada produktifitas dan harga sapi ditingkat peternak.

Ke depan kata Korinus dibutuhkan rumah produksi pakan ternak khusus sapi untuk menjamin pemenuhan nutrisi ternak sapi dan pendampingan cermat untuk mengontrol pola pengembangan produksi sapi di kabupaten Kupang.

Kampanye Korinus Masneno di Tuapukan tersebut cukup mendapat antusiasme warga. Ini dilihat dari permintaan warga untuk berpendapat. Arnold Djoneng, Master of Ceremony kampanye hanya memberikan kesempatan kepada 5 warga dari sekian banyak warga yang meminta kesempatan untuk bicara.

Salah satu tetua kampung yang disampaikan, ba’i Us dalam pernyampaiannya menggunakan bahasa Rote mengatakan sebagai orang tua di kampung tersebut ia mendukung Korinus Masneo menjadi bupati Kupang karena selain nenek dan isteri Korinus adalah Orang Rote, kedatangan Korinus menemui warga di tempat itu yang umumnya adalah etnis Rote telah dianggap sebagai suatu perhatian Korinus Masneno terhadap warga disitu. Ia berpesan agar Korinus tidak melupakan warga setempat dengan berkunjung ke Tuapukan untuk melihat mereka jika terpilih kembali jadi bupati Kupang.

Dukungan kepada paket Korsa juga disampaikan Arnold Djoneng, warga asal Manggarai yang telah menetap di Tuapukan selama bertahun-tahun.

Kepada lintasntt.com , dosen ini mengatakan ia mendukung Korinus Masneno dan Silvester Banfatin sebagai bupati – wakil bupati Kupang periode 2024-2029 karena sejumlah pertimbangan diantaranya Korinus Masneno adalah sosok yang bijaksana, memiliki moral dan etika yang baik sebagai figur pemimpin.

Ia meminta kepada Korinus Masneno dan Silvester Banfatin untuk membuat jalan Hotmix dari jalur masuk ke dusun tersebut mulai dari samping Gereja hingga Desa Oefafi karena dijalur tersebut ada sejumlah sekolah dan bangunan pemerintah sejumlah desa.

Meky Tanehe, warga lainnya mengatakan dilihat dari tingkat kehadiran warga saat berkampanye, ia yakin paket Korsa, paket bernomor urut 1 tersebut mememangi pilkada Kupang 27 November 2024.
“Saya sering pantau kampanye beberapa Paslon yang ada, dari tingkat kehadiran warga di kampanye, Korsa menang. Saya lihat massa yang datang di kampanye Korsa itu lebih banyak dari paket lain dan kebanyakan orang-orang tua,”kata Meki Tanehe.

Dari pengamatannya, dititik atau tempat kampanye yang warganya tidak dominan etnis Timor pun, kampanye paket Korsa selalu dipadati warga. “Beliau dan pak Veki (Silvester Banfatin) ini orang Timor tapi kampanye dititik yang tidak banyak orang Timor pun banyak orang yang datang, seperti disini (Tuapukan). Ini orang rote banyak tapi yang hadir lihat sendiri,”kata Tanehe. (Jmb)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *