Humaniora

Sinode GMIT dan Pelita Kasih Bangsa Teken MoU Kembangkan Sekolah Unggul

Kupang – Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (MS GMIT) dan Yayasan Pelita Kasih Bangsa menandatangani nota kesepahaman (MoU) program pendampingan untuk pembentukan sekolah model GMIT.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Ketua Pengurus Yayasan Pelita Kasih Bangsa, Dr Fainmarinat S. Inabuy, Ph.D (ketua Pengurus Yayasan Pelita Kasih Bangsa bersama Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt Dr Mery LY. Kolimon di Gedung Kebaktian GMIT Imanuel Oepura, Minggu (31/7/2022) malam.

Juga ditanda tangani perjanjian kerjasama antara Yayasan Pelita Kasih Bangsa dengan Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) GMIT Prisqila Kota Kupang diwakili Drs Maxwell H Halundaka, MM selaku ketua yayasan Prisqila Kota Kupang dengan Dr. Fainmarinat S. Inabuy selaku Ketua pengurus Yayasan Pelita Kasih Bangsa.

Program kerjasama yang disepakati berupa program pendampingan untuk pembentukan sekolah model GMIT
Ketua pengurus Yayasan Pelita Kasih Bangsa, Dr Fainmarinat S. Inabuy, Ph.D mengakui pihaknya hadir untuk membantu GMIT mendukung peningkatan kualitas pendidikan sekolah-sekolah GMIT.

Baginya, komitmen Yayasan Pelita Kasih Bangsa untuk memajukan pendidikan bukan perkara mudah sehingga butuh dukungan dari semua unsur GMIT agar melangkah bersama meningkatkan kualitas pendidikan anak NTT.

Ketua Pembina Yayasan Pelita Kasih Bangsa, Pdt Dr Junus E.E. Inabuy, MTh yang juga hadir mengatakan pihaknya bersyukur kerjasama dan MoU telah ditandatangani setelah sekian lama direncanakan.

Penandatanganan MoU menjadi komitmen antara GMIT bersama Yayasan Pelita Kasih Bangsa dan Sekolah Abdi Kasih Bangsa yang menjadi fasilitator pembangunan sekolah Kristen di NTT. “Pembentukan sekolah model bagi sekolah GMIT yang diterapkan pada SD GMIT Imanuel Oepura dengan menanamkan pola pendidikan karakter bagi para generasi muda Kristen,” ungkap Pendeta Junus Inabuy.

Penandatanganan MoU meliputi tiga dokumen meliputi MoU antara Majelis Sinode GMIT dan Yayayan Pelita Kasih Bangsa, dokumen nota kesepahaman antara Sekolah Abdi Kasih Bangsa dan Yapenkris GMIT Prisqila Kota Kupang, dan dokumen berisi detail program rencana kegiatan, sekaligus rincian biaya program kegiatannya.

Pihaknya menambahkan Sekolah Abdi Kasih Bangsa telah memenuhi standar pembelajaran sekolah yang berdiri sejak Tahun 2007 silam.

“Perkembangan dunia pendidikan muncul banyak sekolah dengan kualitas rendah tapi bayaran sangat mahal serta mengejar profit, sehingga Sekolah Abdi Kasih Bangsa hadir untuk menjangkau masyarakat yang sulit mendapatkan akses pendidikan di wilayah pinggiran dan pedalaman,” ujar Pdt Junus Inabuy.

Selain itu Sekolah Abdi Kasih Bangsa juga ditunjuk langsung oleh Kemendikbud untuk melaksanakan pola pendidikan karakter bagi para generasi muda.

Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt Dr Mery Kolimon mengatakan GMIT memiliki sekitar 500 sekolah tingkat PAUD, SD, dan Perguruan Tinggi dengan kondisi sangat memprihatinkan.

“Hingga saat ini sekolah GMIT belum cukup kuat selain sekolah yang bekerjasama dengan Yayasan Lantunan Nurani Bahtera (Lanthera) dan Sekolah Dian Harapan,” jelas Pdt Mery.
Melalui penandatanganan MoU antara GMIT dan Yayasan Pelita Kasih Bangsa akan memperkuat komitmen iman dalam memajukan kualitas SDM yang memadai.

“Faktor penyebab rendahnya kualitas pendidikan di NTT karena angka putus sekolah sangat tinggi yang mengakibatkan tingginya kasus stunting, kematian ibu dan bayi, serta trafficking sehingga demi merubah masa depan masyarakat NTT maka semua orangtua punya komitmen iman untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama bagi tumbuh kembang anak,” tegas Pdt. Mery.

Pihaknya optimis SD GMIT Imanuel Oepura akan menjadi sekolah model pendidikan Kristen di Kota Kupang setelah mendapatkan program pendampingan dari Yayasan Pelita Kasih Bangsa dan Sekolah Abdi Kasih Bangsa.

“Alasan GMIT menyetujui kerjasama dengan dua yayasan tersebut karena melihat konsisten dalam melayani masyarakat di Kota Kupang selama 15 tahun dengan menyediakan SDM tenaga pengajar berkualitas, serta mengedepankan pendidikan karakter yang terbukti pada lulusan berkualitas dan mencerminkan nilai-nilai kristiani,” tambah Pdt. Mery.

Pihaknya meminta kepada semua warga GMIT harus siap menerima perubahan dan mendukung lembaga pendidikan naungan GMIT semakin berbenah, agar terjadi perubahan agar semakin meningkatkan kualitas pendidikan di NTT. (*)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Undana Tuan Rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18

Kupang – Universitas Nusa Cendana (Undana) resmi menjadi tuan rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18…

1 hour ago

Calon Lain Umbar Janji, Johni Asadoma Sudah Tangkap 53 Pelaku TPPO

Kupang - Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur NTT pada 23 Oktober 2024 malam…

3 hours ago

Jaringan Politik Nasional Kuat, Cerdas dan Berintegritas, Melki-Johni Pilihan Tepat Pimpin NTT

Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…

13 hours ago

PLN Peduli Bersama SMKN 3 Mataram, Maknai Sumpah Pemuda Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik

Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…

15 hours ago

Puluhan Tomas Takari Temui Korinus Masneno Minta Kampanye Akbar

Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…

15 hours ago

Pengamat Menilai Konsep Birokrasi yang Ditawarkan Melki-Johni Relevan

Kupang -  Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…

17 hours ago