Kupang – Kepala BPMP Nusa Tenggara Timur (NTT) mengatakan NTT perlu berusaha lebih keras membangun optimisme agar bisa mengejar target 100% sekolah tanpa tes calistung (baca, tulis, dan berhitung), terutama di sekolah-sekolah negeri pada 2024.
“PR (pekerjaan rumah) kita di NTT masih sangat berat. Dari data yang ada, capaian kita di tahun 2023 masih sangat kecil. Untuk sekolah swasta, kita tetap himbau kepada pengelola yayasan atau kelompok masyarakat, untuk bersama-sama mencapai tiga program prioritas gerakan transisi PAUD-SD yang menyenangkan ini. Karena dampak dari PPDB ini akan berpengaruh pada proses belajar dan hasil belajar anak-anak kita. Dan akhirnya juga berpengaruh kepada rapor pendidikan dan SPM (standar pelayanan minimal) kita di NTT. Kita harus memastikan pendidikan di NTT harus berkualitas dan berkelanjutan,” jelas Herdiana.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Herdiana, S.T, M.BA. dalam sambutan pembukaan kegiatan Gebyar Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di Kupang, Senin, 3 Juni 2024.
Hal senada disampaikan Direktur PAUD, Direktorat PAUD Dikdasmen, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Komalasari, M.Pd saat memaparkan materi “Peran Pokja Bunda PAUD dalam Melakukan Advokasi Mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan” di Kupang, 4 Juni 2024.
“PPDB tahun 2024 ini, Direktorat PAUD Dikdasmen, Kemendikbudristek memiliki tiga target prioritas untuk mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Pertama, kita harus memastikan, seratus persen sekolah dasar tidak melakukan tes calistung saat menerima pendaftaran anak masuk ke SD. Kedua, untuk mengenal lingkungan sekolah secara utuh, PAUD dan SD wajib melakukan MPLS selama dua minggu,” kata Direktur PAUD itu.
Komalasari melanjutkan hal ini untuk mengobservasi dan memberi gambaran kepada anak, guru, dan orang tua tentang lingkungan sekolah dan dukungan eko sistem yang diperlukan.
“Hal ketiga target prioritas, satuan pendidikan, baik di PAUD dan SD harus menerapkan pembelajaran yang berfokus kepada enam kemampuan dasar, agar tumbuh kesenangan belajar bagi anak untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Karena itu, kita menyebut transisi ini menjadi gerakan bersama, karena kita perlu melakukan secara bergotong-royong, termasuk bersama Bunda-Bunda PAUD di semua tingkatan,” ungkapnya.
Dalam memasuki Tahun Ajaran Baru 2024/2025, Satuan Pendidikan di semua tingkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K) akan melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Untuk PPDB tahun 2024 ini, salah satu targetnya adalah seratus persen Sekolah Dasar (SD) tanpa tes calistung, serta dua target lainnya di PAUD dan Sekolah Dasar (SD) wajib melaksanakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama dua minggu dan penerapan pembelajaran enam fondasi dasar di PAUD dan SD dalam kurikulum dan pembelajaran.
Data di Provinsi NTT yang terlapor di tahun 2023 yang lalu, sebanyak 5.221 dari total 47,381 SD yang terpantau melakukan PPDB, hanya sekitar 717 atau 13,73 persen yang tidak melakukan tes calistung, dan sebanyak 222 sekolah atau 4,25 persen melakukan tes calistung, sementara yang tidak terkonfirmasi atau tidak ada laporan sebanyak 4.282 sekolah atau 82,01 persen.
Begitu juga dengan MPLS, hanya 35 persen sekolah yang menggunggah aksi nyata di Platform Merdeka Mengajar (PMM), dan sekitar 60 persen sekolah yang melaporkan menerapkan pembelajaran enam fondasi dasar. (Tesha)