Categories: Nasional

Sekolah Lapang Iklim Tingkatkan Hasil Panen 30%

Kupang–Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan hasil panen petani meningkat setelah mengikuti sekolah lapang iklim (SLI).

Ia mengatakan itu kepada wartawan seusai membuka Sekolah Lapang Iklim (SLI) III di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (7/3).

Rata-rata peningkatan hasil panen petani mencapai rata-rata 30% setiap musim panen. Peningkatan hasil panen ini terjadi di seluruh provinsi yang petaninya pernah menjadi murid di SLI.

“Kita bersyukur di daerah lain setelah membandingkan hasil panen seusai sekolah lapang iklim dengan ketetapan tanam dan komoditas dengan metode biasa, terjadi peningkatan hasil panen,” ujarnya.

SLI diikuti 25 petani dari Kelompok Tani Kawastuan di desa tesebut. Turut hadir dalam kegiatan ini, Ketua Komisi V DPR Fary Francis dan Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar I Wayan Suardana.

Di SLI, petani diajarkan mencatat dan mengamati parameter-parameter iklim dan cuaca sehingga petani dapat menentukan komoditas dan waktu tepat untuk menanam.

Antara lain petani mengamati perubahan yang terjadi pada hama dan temperatur. “Petani dilatih selama empat bulan untuk mencatat perubahan-perubahan ini,” ujarnya

Ia mengatakan selama ini metode yang dilakukan petani setempat untuk menentukan awal musim tanam ialah muncul bintang kartika di langit, pergerakan matahari ke arah selatan, serta muncul suara burung pada waktu tertentu.

Cara-cara tersebut tidak bisa digunakan lagi saat ini karena telah terjadi perubahan iklim dan cuaca sehingga satu-satunya cara ialah mentransformasikan proses tanam berbasiskan pengamatan langsung.

Pengamatan langsung sangat membantu petani karena karakteristik di 342 zona musim (ZOM) di Indonesia berbeda-beda. Di NTT terdapat 23 ZOM yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda. “Di Kupang dalam 30 tahun terakhir sebetulnya semakin basah karena musim kemarau lebih pendek 2-4 hari per tahun,” kata Dia.

Ketua Komisi V DPR Fary Francis mengatakan SLI yang digelar BMKG tersebut merupakan bagian dari program pemerintah memperkuat ketahanan pangan.

Fary mengatakan minimnya informasi musim dan iklim seringkali mengakibatkan petani mengalami gagal tanam maupun gagal panen. Karena itu Program SLI tersebut didukung penuh Komisi V.

“Peserta sekolah lapangan menjadi jembatan untuk bisa menjelaskan kepada petani lainnya di kampung, dan ini sangat membantu penyuluh menyebarkan informasi tentang iklim dan cuaca.” ujarnya. Dia mengatkaan setelah menerima informasi yang tepat tentang iklim dan cuaca, petani mulai mengambil keputusan mengenai waktu menanam. (gma/mi)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Polairud Polda NTT Gagalkan Penyelundupan 100 Detonator dari Makassar ke Labuan Bajo

Kupang - Direktorat Polairud Polda NTT berhasil mengagalkan penyelundupan 100 detonator untuk pengeboman ikan di…

22 hours ago

Kartini Tangguh, Perempuan Penjaga Terang di Timur Indonesia

Kupang - Di balik nyala yang menerangi Pulau Timor, ada kisah seorang perempuan muda yang…

1 day ago

PLN Jadi Perusahaan Energi Terbaik untuk Mengembangkan Karir di Indonesia versi LinkedIn

Jakarta - PT PLN (Persero) menjadi perusahaan energi terbaik untuk mengembangkan karir di Indonesia. Capaian…

2 days ago

Persiapan Sudah Luar Biasa, Tapi Gibran Batal Datang ke Maumere

Kupang - Persiapan kunjungan Wapres Gibran Rakabuming Raka ke Maumere, Kabupaten Sikka, NTT pada Kamis…

3 days ago

Kamis, Gibran ke Maumere Cek Makan Bergizi Gratis dan Kunjungi Bendungan Napun Gete

Kupang - Wapres Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan meninjau pelaksanaan program Makan Siang Gratis (MBG) di…

3 days ago

Kapolda TNI dan Pangdam IX Udayana Perkuat Kerjasama Pengamanan Perbatasan

Kupang - Kapolda Nusa Tenggara Timur Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga menerima kunjungan Pangdam IX/Udayana…

3 days ago