Jakarta–Sedikitnya 5.000 orang dilaporkan hilang akibat fenomena likuifaksi (pencairan tanah) di wilayah Balaroa dan Petobo, Sulawesi Tengah, pasca Gempa 7,4 SR di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Laporan itu berasal dari kepala desa kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), namun angka itu belum terkonfirmasi.
“Laporan dari kepala desa terdapat 5.000 orang yang belum ditemukan. Ribuan rumahnya di Balaroa dan Petobo,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (7/10). .
Sutopo memastikan, petugas di lapangan masih terus mengonfirmasi data tersebut. Sebab, angka 5.000 yang dilaporkan oleh kepala desa setempat belum dapat dipastikan.
Tim SAR juga masih terus melakukan evakuasi terhadap korban meski menemui sejumlah kendala. Salah satunya, yakni lumpur basah.
“Oleh karena itu tim membutuhkan enam unit eskavator amfibi untuk proses evakuasi tersebut,” tuturnya. (gma/medcom)
Jakarta - Telkomsel sukses menyambungkan semangat pelanggan di momen Natal dan Tahun Baru (NARU) 2024/2025…
Kupang - Gubernur dan Wakil Gubernur NTT terpilih, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma…
Kupang - KPU NTT menggelar rapat pleno terbuka penetapan calon gubernur dan calon wakil gubernur…
Kupang - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur melalui Persekutuan Rohani…
Kupang - Wakil Gubernur NTT terpilih Johni Asadoma menyapa disabilitas mengunakan bahasa isyarat saat menyampaikan…
Kupang - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) terpilih, Johni Asadoma merayakan ulang tahunnya yang…