Kupang – Hasil hitung cepat dua lembaga kredibel Charta Politika dan Voxpoll Center telah menempatkan paslon Melki Laka Lena dan Johni Asadoma sebagai pemenang Pilgub NTT 2024.
Pasangan nomor urut 2 itu meraup 37,58% suara. Sedangkan paslon 01 Ansy-Jane mendapat 31,41% suara, dan Siaga atau Simon Petrus Kamlasi dan Andre Garu meraih 30,90% suara.
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang menilai, secara legal formal, hasil hitung cepat bukan penentu kemenangan, karena yang memiliki otoritas untuk memastikan pasangan calon yang dinyatakan menang adalah KPU sebagai penyelenggara.
Meski demikian, Ahmad Atang menegaskan bahwa hasil hitungan cepat selalu inheren atau berkaitan erat dengan hitungan real count KPU.
“Jika demikian halnya, maka sudah dapat dipastikan bahwa Melki-Jhoni secara the facto adalah Gubernur dan Wakil Gubernur NTT terpilih untuk periode 2024-2029, dan secara de jure masih menunggu keputusan KPU,” kata Ahmad Atang kepada Koranntt.com, Kamis (28/11/2024) sore.
Ia menegaskan, kemenangan Melki-Jhoni tidak hadir secara tiba-tiba, namun melalui perjuangan panjang dan melelahkan, termasuk juga dialami oleh pasangan calon yang lain.
Dalam politik elektoral, kata Atang, kekalahan adalah sebuah kepastian, tetapi menang belum tentu, maka apa yang diraih oleh Paslon Melki-Jhoni merupakan perjuangan maksimal.
Pengajar ilmu politik di Universitas Muhmmadiyah Kupang itu menyatakan, kemenangan Melki-Jhoni dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, visi misi dan program kerja yang ditawarkan oleh Melki-Jhoni sejalan dengan keinginan sebagian besar masyarakat NTT, sehingga mereka diberi kepercayaan.
Kedua, style politik Melki-Jhoni yang tenang, elegan dan rendah hari memberi rasa sejuk dan simpati, yang didambahkan publik akan pemimpin NTT, yang merakyat dan mampu menyelesaikan persoalan daerah.
Ketiga, posisi politik Melki-Jhoni yang secara struktural memiliki koneksitas dengan pemerintah pusat. Walaupun ditentang oleh sebagian orang, namun rakyat memberi apresiasi dan keyakinan akan hal ini.
“Maka setelah ditetapkan secara resmi maka Melki-Jhoni harus mewujudkan semua janji yang telah diucapkannya,” ungkap Ahmad Atang.
Alasan keempat yang berhasil membawa Melki-Johni meraih kemenangan adalah kekompakan tim kerja, jaringan partai koalisi dan politik swadaya di masyarakat ikut memberikan kontribusi besar atas kemenangan ini.
Ia juga menyampaikan bahwa, apa yang diumumkan oleh Melki-Johni bukan asal klaim. Tapi hasil hitung cepat adalah hasil valid yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
“Oleh karena itu, apa yang umumkan oleh Melki-Jhoni sebagai pemenang bukan asal klaim, akan tetapi didasarkan pada kerja-kerja lembaga survei yang berbasis akademik, yang dapat dipertanggung jawabkan validitasnya,” pungkas Ahmad Atang.
Melki-Johni Unggul Real Count KPU
Sementara itu, data yang dihimpun media ini pada Kamis (28/11/2024) pukul 19.31 WITA, paslon Melki-Johni masih unggul jauh berdasarkan hitungan C1 KWK.
Melki-Johni unggul 37,42% atau meraih 928.328 suara. Ansy-Jane berada di urutan kedua dengan meraih 32,97% atau 817.989 suara. Di urutan buncit ada Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu yang meraih 29,61% atau sebanyak 734.695 suara.
Data ini berdasarkan perhitungan suara C1 KWK di 9.113 TPS dari total 9.877 TPS yang ada di seluruh NTT. (ab/tim)