Labuan Bajo – Rencana Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memasok energi listrik ke provinsi lain, sudah masuk studi kelayakan.
Studi kelayakan dilakukan oleh sebuah perusahaan bernama GSE dan dijadwalkan rampung pada 2022. Studi kelayakan tersebut mengacau mengacu pada kajian yang telah dilakukan oleh stakeholder terkait.
Perusahaan ini menggandeng Sungrow Power Supply, perusahaan asal Tiongkok. Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan di Labuan Bajo beberapa waktu lalu.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat mendukung investasi bernilai sekitar 4 miliar USD tersebut, yang dimulai dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Sumba.
Investasi tersebut berupa panel surya yang akan menyerap sinar matahari dengan menggunakan battery storage yang kemudian ditransmisi dengan kabel bawah laut ke sistem jaringan listrik di Bali dan NTB, serta daerah lainnya di NTT.
“Manakala proyek ini kita laksanakan maka, dapat terjadi efisiensi dari sisi keringanan beban sudsidi Negara ke PLN,” kata Laiskodat seperti dikutip dari rilis Humas Pemprov NTT. (gma)
Jakarta - Telkomsel melalui inisiatif CSR filantropi “Telkomsel Sambungkan Senyuman” yang berfokus pada kepedulian dengan…
Kupang - Dalam rangka memastikan kesiapan pasokan listrik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025…
Kupang - DPRD Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut telah mengingkari janji soal agenda…
Kupang - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah menggelar Sosialisasi Ekosistem…
Kupang - Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memproyeksikan kebutuhan uang kartal pada…
Ruteng - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melaksanakan kegiatan Penyampaian…