Categories: Dunia

Regulator Australia Didesak Tidak Terbitkan Izin PTTEP

Kupang–Ketua Tim Advokasi Rakyat Korban Montara,Ferdi Tanoni di markas NOPSEMA di Perth Australia Barat beberapa waktu lalu,setelah mengadakan pertemuan dengan CEO NOPSEMA Stuart Smith,tentang kasus Petaka Montara Laut Timor

Ketua Tim Advokasi Rakyat Korban Montara Ferdi Tanoni melarang regulator di Australia agar jangan menerbitkan lagi izin untuk perusahaan minyak asal Thailand PTTEP yang mengelola ladang minyak dan gas Montara di Laut Timor.

“Perusahaan ini sangat tidak bertanggungjawab atas penderitaan rakyat Nusa Tenggara Timur yang terkena dampak langsung dari meledaknya anjungan Montara pada Agustus 2009 lalu,” katanya kepada pers di Kupang, Selasa (17/7).

Tanoni mengatakan beberapa waktu lalu dirinya sempat bertemu dengan CEO Nopsema, Stuart Smith dan berbicara panjang lebar tentang kasus pencemaran di Laut Timor sebagai akibat dari meledaknya anjungan minyak Montara pada 21 Agustus 2009.

Ladang minyak dan gas Montara di Laut Timor yang meledak dan membawa petaka pencemaran di perairan yang maha dahsyat pada 2009 itu, dijual oleh grup PTTEP Thailand ke perusahaan yang berbasis di Singapura senilai 355 juta dolar AS.

“Pembelian proyek ladang minyak dan gas Montara itu merupakan kesepakatan kedua dengan Jadestone Energy yang berbasis di Singapura,” kata Tanoni mengutip harian The West Australian yang terbit Selasa (17/7) pagi ini.

Sehubungan dengan rencana penjualan ladang minyak dan gas Montara yang masih bermasalah ini, Ferdi Tanoni langsung menghubungi National Offshore Petroleum Safety and Environmental Management Autohority (NOPSEMA–Otoritas Manajemen Keselamatan dan Lingkungan Pengeboran Minyak Lepas Pantai Nasional Australia) yang berkantor pusat di Perth-Australia Barat.

“Melalui surat elektronik dan media sosial twitter, saya tekankan agar Australia tidak boleh lagi menerbitkan izin apa pun kepada pihak manapun untuk membeli ladang minyak dan gas Montara, hingga PTTEP menyelesaikan kewajibannya termasuk membayar kompensasi baik kepada Pemerintah RI maupun kepada rakyat korban yang mencapai kurang lebih 16 miliar dolar Amerika Serikat.

Sebagaimana yang dikutip dari twitter Peduli Timor Barat @westtimor yang ditujukan kepada Nopsema dan PTTEP bahwa lebih dari 100.000 orang yang menderita akibat petaka tumpahan minyak Montara,menyerukan kepada regulator Australia untuk tidak menerbitkan izin apa pun kepada siapa pun hingga PTTEP menyelesaikan kewajibannya terhadap tragedi kemanusiaan di Laut Timor itu.

“PTTEP harus membayar kompensasi sebesar 16 miliar dolar AS terhadap Pemerintah RI dan rakyat korban Montara. Saya sedang beruasaha untuk menghubungi CEO Nopsema Stuart Smith melalui jaringan telepon untuk menyampaikan hal ini juga,” ujar Tanoni. (*)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Bank DBS Sebut Sampah Makanan Naik 20% Selama Ramadan

Jakarta - Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN KLHK) tahun 2024 mengungkapkan bahwa…

9 hours ago

Selama Peringatan Jumat Agung, Gunung Lewotolok Meletus 90 Kali

Kupang - Aktivitas Gunung Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timu masih tinggi. Selama peringatan…

21 hours ago

Siklon Errol, Malam Ini Sampai Sabtu NTT Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang

Kupang - Bibit siklon 96S yang muncul Laut Timor beberapa hari lalu, telah berkembang jadi…

1 day ago

Ibadah Jumat Agung di Gereja Efata Liliba Diawali Teatrikal Penderitaan dan Kematian Yesus

Kupang - Ibadah Jumat Agung mengenang kisah penyaliban Yesus Kristus di Kupang, Nusa Tenggara Timur,…

1 day ago

Ini Rute Lengkap Prosesi Jalan Salib Pemuda Klasis Kota Kupang

Kupang - Prosesi Jalan Salib menyambut Hari Raya Jumat Agung digelar Pemuda Klasis Kota Kupang,…

2 days ago

Pemuda GMIT Siapkan Prosesi Paskah, Didukung Penuh Pemerintah Kota

Kupang - Wali Kota Kupang Christian Widodo Bersama Wakil Wali Kota Kupang, Serena C. Francis…

2 days ago