Kupang–Ratusan perempuan dan anak Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT mengungsi menyusul bentrokan antara eks pengungsi Timtim dan warga setempat.
Mereka mengungsi ke GMIT Emaus Oebelo, rumah ketua RT dan rumah kepala dusun.
Warga yang mengungsi dilaporkan mencapai 250 orang sejak Jumat (24/8) yakni saat terjadi penyerangan dari warga eks pengungsi yang menewaskan seorang tukang sensor kayu berinsial KM, 60, dan melukai BN, 60.
Bentrokan antara warga eks Timtim dengan warga Tanah Merah terjadi Kamis (23/8) yang menewaskan satu orang dan melukai lima orang. Korban tewas bentrokan ini sebanyak dua orang.
“Kami dari pihak gereja mengizinkan warga setempat untuk menjadikan gereja sebagai tempat perlindungan yang aman, namun terkait dengan kebutuhan pangan, masih menjadi tanggungan masing-masing,” kata Ketua Majelis Jemaat Gereja Emaus, Pdt Regina Bule Logo Duri lewat rilis, Minggu (26/8).
Dia menyebutkan pihak gereja sudah Ketua Majelis Klasis Kupang Tengah, Ketua Sinode GMIT, Pemerintah Kabupaten Kupang supaya segera merespon dan memfokuskan perhatian bagi warga desa Tanah Merah dan Oebelo yang menjadi korban psikis dan trauma terhadap kejadian pertikaian ini.
“Kami meminta agar pihak aparat kepolisian terus berjaga dan selalu meningkatkan kewaspadaan di sekitar lokasi bentrok serta mengantisipasi terjadinya bentrokan antar kedua kelompok warga,” ujarnya. (gma)