Manggarai – Rasio desa berlistrik di delapan kabupaten di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur telah mencapai 94,7%.
Manager PT PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Flores, Simi Eduard Lapebesi mengatakan selama Mei 2020, pihaknya menyalakan listrik di 33 desa di Flores. Sedangkan rasio desa berlistrik di NTT sampai Mei 2020 mencapai 93,32%.
“Tambahan 33 desa itu menambah desa berlistrik di Flores menjadi 1.523 desa dari total 1.619 desa,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Rabu (3/5). Dengan demikian masih ada 96 di Flores yang saat ini belum berlistrik.
Menurutnya, awal pekan ini tiga pegawai PLN menyalakan listrik di Desa Watu Umpu, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat. Perjalanan menuju desa tersebut dari Ruteng, ibu kota Manggarai yang berjarak 60 kilometer.
Tiga pegawai PLN itu dikenal sebagai pejuang listrik Flores yakni Said Bin Mahfot Bazher, Achmad Sulthoni Aulia, dan Agung Hari Kurniawan.
“Waktu tempuh ke Desa Watu Umpu kurang sekitar tiga jam melintasi medan yang sulit. Perjalanan dari pagi hingga ke lokasi pekerjaan listrik desa hingga siang, lalu melakukan pemeriksaan akhir sebelum commisioning test,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan dimulai dari perabasan karena banyak pohon yang mendekati jaringan sehingga komisioning test pada pukul 18.00 malam. Selain itu, petugas juga memberikan sosialisasi kepada warga agar tidak mendek ke jaringan listrik apabila sudah bertegangan.
Menurut Siwi, kesulitan yang dihadapi PLN membawa ‘terang’ ke desa terpencil selama pandemi covid-19 ialah mobilisasi material dari gudang PLN ke lokasi pekerjaan dan juga mobilisasi tenaga kerja.
“Seluruh pejuang listrik Flores agar tetap menjaga kekompakan dalam bekerja memberikan terang kepada masyarakat. Semua mitra atau vendor juga wajib mengikuti SOP yang ditetapkan pemerintah terkait pengendalian covid-19,” ujarnya.
Selain itu, para vendor juga telah dilengkapi surat tugas dari General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah NTT, PT PLN UP2K Flores dan juga tim satgas covid-19. (mi/pln)