Categories: Dunia

Rakyat Timor Barat Setuju Canberra Bangun Hubungan yang Lebih Kuat Dengan RI

Kupang – Australia telah memilih seorang Perdana Menteri yang baru dari Partai Buruh Australia yaitu Anthony Albanese yang mengatakan kepada dunia bahwa dia membawa sebuah perubahan. Dan paling utama bagi dia adalah hubungan antar sesama manusia.

Ada beberapa pernyataan yang di antaranya sebelum Pemilihan Umum, Anthony Albanese menegaskan Indonesia akan menjadi salah satu kunjungan pertamanya apabila terpilih menjadi Perdana Menteri.

Anthony Albanese akan menempatkan Indonesia sebagai prioritas kunjungan diplomatik. ‘Canberra perlu membangun hubungan yang lebih kuat dengan Indoneia’.

Dia bahkan menggambarkan Indonesia sama seperti China dan India, bakal menjadi negara raksasa aatau negara adikuasa di masa depan. “Indonesia akan tumbuh menjadi ekonomi yang substansial di dunia. “Kita hidup di wilayah dimana di masa depan kita akan memiliki China,India dan Indonesia sebagai raksasa.Kita perlu memperkuat kemitraan ekonomi itu” kata Albanese di National Press Club Canberra.

Sehubungan dengan hal ini ingin saya serukan kembali,kepada Perdana Menteri Australia Tuan Anthony Albanese dan anggota Kabinetnya tentang surat ucapan Selamat saya dalam facebook pada 19 Mei 2022 (dua hari sebelum Pemilu) kepada Anthony Albanese dan Partai Buruh Australia sebagai pemenang Pemilu.

Untuk itu, Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) Ferdi Tanoni kembali menegaskan tiga hal penting utama dalam hubungan bilateral Australia-Indonesia yang harus kita selesaikan secara benar dan jujur.

Tiga hal itu yakni Gugusan Pulau Pasir, yang kemudian disebut oleh Australia sebagai Ashmore dan Cartier Islet pada tahun 1970-an. Tanah ini milik kami, bangsa Indonesia, bukan milik Australia.

Kemudian, batas perairan Australia-Indonesia di Laut Timor yang sudah tidak berlaku lagi, kita perlu dan harus berani menyatakan bahwa semua ini salah dan kita juga perlu mengubahnya bersama dalam semangat persahabatan kita dengan menggunakan Hukum Laut Internasional UNCLOS 1982.

Hal ketiga ialah pada 2009 Tumpahan Minyak Montara di Laut Timor di Perairan Australia terjadi akibat meledaknya anjungan minyak Montara milik PTTEP-Bangkok yang dioperasikan dengan lisensi Australia yaitu PTTEP Australasia Pty.Ltd. Kasus ini telah merenggut mata pencaharian lebih dari 100.000 orang ditambah kerusakan lingkungan puluhan ribu hektar dan ditambah penyakit aneh yang membawa banyak kematian bagi penduduk sekitarnya. “Kasus ini perlu dan harus dikompensasi,” tegasnya. (gma)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Undana Tuan Rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18

Kupang – Universitas Nusa Cendana (Undana) resmi menjadi tuan rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18…

1 hour ago

Calon Lain Umbar Janji, Johni Asadoma Sudah Tangkap 53 Pelaku TPPO

Kupang - Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur NTT pada 23 Oktober 2024 malam…

3 hours ago

Jaringan Politik Nasional Kuat, Cerdas dan Berintegritas, Melki-Johni Pilihan Tepat Pimpin NTT

Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…

13 hours ago

PLN Peduli Bersama SMKN 3 Mataram, Maknai Sumpah Pemuda Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik

Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…

15 hours ago

Puluhan Tomas Takari Temui Korinus Masneno Minta Kampanye Akbar

Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…

15 hours ago

Pengamat Menilai Konsep Birokrasi yang Ditawarkan Melki-Johni Relevan

Kupang -  Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…

18 hours ago