Kupang–PT PLN (Perseo) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di pulau terpencil di daerah itu.
Pembangunan PLTS merupakan bagian dari program ‘PLTS Seribu Pulau’ PLN seperti yang disebutkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2013-2022, yang salah satu tujuanya mempercepat rasio elektrifikasi.
Pembangunan tiga PLTS terpusat ini dilakukan di Kabupateb Alor yakni Pulau Tereweng, Ternate dan Desa Tribur, Kecamatan Alor Barat Daya di Pulau Alor.
Manajer PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Kupang Joko Martono mengatakan pembangunan jaringan berlokasi di pulau-pulau terpencil yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi.
“Kesulitannya pada akses ke pulau yang sangat bergantung kepada kondisi cuaca dan gelombang, serta ketersediaan infrastruktur dermaga dan transportasi laut,” ujarnya, Sabtu (6/7).
Menurutnya tiga PLTS tersebut sudah dikontrak untuk pembangunan jaringan tegangan rendah (JTR) dengan masa kerja 90 hari kerja. Sedangkan pembangkitnya sudah dibangun oleh Unit Pembangkitan Ketenagalistrikan (UPK) Kupang. “Kami mengharapkan pekerjaan tidak ada adendum dan bisa selesai tepat waktu, berhubung masyarakat sudah sangat merindukan mendapat listrik untuk pertama kalinya,” tambah Joko Martono.
PLTS Pulau Treweng kapasitas 110 kWp di Kecamatan Pantar Timur, dengan panjang jaringan tegangan rendah (JTR)1,55 kilometer sirkuit (KMS). Potensi pelanggan sebanyak 163 keluarga. Selanjutnya PLTS Pulau Ternate terletak di Kecamatan Alor Barat Laut berkapasitas 280 kWp, memiliki panjang JTR 3,761 KMS, dan potensi pelanggan 280 keluarga.
Adapun PLTS di Desa Tribur, Kecamatan Alor Barat Daya, kapasitas 250 kWp, memiliki jaringan JTR sepanjang 8,499 KMS. Potensi pelanggan 300 keluarga.
Menurut Dia, sesuai program PLTS Seribu Pulau, PLN IUW NTT mendapat 11 lokasi PLTS yang tersebar di lima kabupaten yakni Manggarai Barat, Manggarai, Alor, Sikka dan Rote Ndao. “Pembangkit terbesar dibangun di Pulau Mesa, Manggarai Barat.Meski jaringan JTR hanya sepanjang 2,8 KMS, tetapi memiliki sekitar 800 pelanggan,” kata Joko Martono. ( mi)