
Kupang—Lintasntt.com; Kelangkaan pupuk bersubsidi masih terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur yang dikhawatirkan berdampak terhadap penurunan produksi padi di daerah itu.
Sesuai pantauan di Persawahan Kelurahan Oebufu, Kota Kupang, Selasa (21/4), sebagian besar tanaman padi mulai berbuah, namun petani belum mendapat pasokan pupuk dari pengecer.
“Petani sangat membutuhkan pupuk urea dan ponska untu kebutuhan pemupukan tahap ke dua. Dua jenis pupuk ini sangat dibutuhkan supaya padi dapat berbuah dengan baik,” ujar Marthen Boinbalan, petani setempat.
Menurut Dia, seluruh petani Oebufu sudah menyerahkan uang sesuai kebutuhan pupuk dalam rencana definitif kebutuhan kelompok atau RDKK kepada pengecer sejak Maret.
Namun sampai jelang akhir April, pupuk yang dinantikan petani tidak kunjung tiba. Karena itu, Marthen bersama petani lainnya kemudian pergi ke Kabupaten Kupang untuk mencari pupuk. “Saya mencari pupuk sampai ke persawahan Oesao di Kabupaten Kupang,” kata Dia.
Hanya saja dari kebutuhan 10 sak pupuk urea dan ponska, Marthen mengaku hanya memperoleh enam sak. Itu pun dengan harga lebih tinggi dari harga subsidi yang ditetapkan pemerintah. Misalnya harga subsidi pupuk urea ukuran 50 kilogram telah melonjak sampai Rp95.000 dari harga subsidi sebesar Rp90.000. Begitu pula harga pupuk ponska sebsar Rp125.000 per sak, dijual sebesar Rp130.000 per kilogram.
Menurut Dia, pemupukan tahapan kedua seharusnya dilakukan sebelum tanaman padi berbuah. “Jika tanaman sudah berbuah, pemupukan tidak ada manfaatnya lagi,” ujarnya. (mg-1)