Ukraina – Seorang tentara Rusia bertukar pesan dengan ibunya melalui smartphone beberapa saat sebelum dia tewas dalam invasi ke Ukraina belum lama ini.
Tangkapan layar pesan tersebut kemudian dibawa ke sidang Majelis Umum PBB dan dibacakan oleh Duta Besar Ukraina Sergiy Kyslytsya. Video pidato Kyslystya telah banyak diunggah di YouTube, termasuk di akun milik media Inggris The Guardian, Selasa (1/3/2022).
“Saya ingin membacakan tangkapan layar dari smartphone milik seorang tentara Rusia yang terbunuh,” ujar Kyslytsya sambil mengacungkan secarik kertas berisi foto tangkapan layar tersebut.
“Ini tangkapan layar asli dari seseorang yang sekarang sudah meninggal,” imbuhnya di atas podium.
Berikut percakapan si prajurit Rusia dengan ibunya seperti dibacakan Kyslytsya.
“Kenapa lama sekali kamu baru menjawab? Apakah kamu masih ikut program latihan?”
“Mama, saya sudah tidak di Crimea lagi. Saya tidak lagi dalam program latihan.”
“Lalu, di mana kamu sekarang? Papa tanya apa aku bisa kirim parsel.”
“Parsel apa Mama? Bisa Mama kirim?”
“Apa maksudmu tadi? Apa yang terjadi?”
“Mama, aku di Ukraina. Ada perang betulan yang sedang meletus di sini. Aku takut. Kami mengebom semua kota bersamaan, bahkan menargetkan warga sipil. Kami awalnya diberi tahu bahwa mereka [rakyat Ukraina] akan menyambut kami. Dan mereka berjatuhan di bawah kendaraan lapis baja kami. Sengaja melompat ke bawah ban, melarang kami untuk maju. Mereka menyebut kami Fasis. Mama, ini sangat berat.
Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina dengan dalih bahwa negara itu dikuasai oleh rezim neo-Nazi, mencari pembenaran dengan mengatakan akan “membebaskan rakyat Ukraina” dan berpesan ke tentaranya bahwa rakyat Ukraina akan menyambut mereka sebagai pahlawan pembebasan. (sumber: The Guardian/beritasatu)