Dunia

Pertegas Peran ASEAN di Myanmar, Jokowi Buka Dialog dengan Junta

Labuan Bajo – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan Indonesia akan terus mengupayakan pendekatan dalam penyelesaian konflik di Myanmar.

Termasuk melakukan dialog dengan  pihak Junta militer yang kini berkuasa di negara tersebut. Pendekatan, ujarnya, telah dilakukan dengan banyak pihak di Myanmar.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa pendekatan bukan pengakuan terhadap keberadaan Junta militer. “Yang penting untuk saya tegaskan engagement (pendekatan) bukan recognition (pengakuan) melakukan pendekatan bukan berarti memberikan pengakuan,” ujar Jokowi dalam press briefing KTT ASEAN Ke-42 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (11/5).

Indonesia, ujarnya, telah melakukan pendekatan pada banyak pihak di Myanmar untuk mencari solusi-solusi. Selain itu, terang Jokowi, dalam menjembatani kepentingan banyak pihak di Myanmar, Indonesia terus mendorong dilakukannya dialog dan implementasi dari Lima Poin Kesepakatan (Five Point Consensus) dalam menyelesaikan konflik di Myanmar.

“Kita akan terus mendorong implementasi dari Five Point Consensus mendorong terciptanya dialog dan tidak hanya dengan Junta karena di sana banyak sekali pihak yang terlibat, banyak kepentingan yang terlibat sehingga kita akan memperbanyak stakeholders yang ada di Myanmar untuk ikut bersama-sama sehingga perlu didorong terciptanya dialog sebanyak-banyaknya,” paparnya.

Selain itu, Indonesia juga akan memfasilitasi AHA Center atau pusat koordinasi ASEAN untuk bantuan kemanusiaan bagi penanganan bencana untuk menjalankan tugas-tugasnya. Jokowi menyampaikan bahwa para kepala negara ASEAN memutuskan untuk tidak mengundang Myanmar dalam level politik KTT ASEAN. Indonesia, imbuhnya, sebagai negara pemegang Keketuaan ASEAN pada 2023, mengambil alih upaya diplomasi dengan berbagai pihak di Myanmar.

“Ini berdasarkan mandat dari Lima Poin Kesepakatan. Kami berharap (para pihak) Myanmar juga punya komitmen politik untuk berdialog di internal mereka. Apa yang ingin saya tegaskan adalah sekali lagi pendekatan bukanlah pengakuan,” tegas Jokowi.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam beberapa kesempatan mengatakan pendekatan telah dilakukan dengan berbagai stakeholders seperti dengan SAC (State Administration Council), NUG (National Unity Government of Myanmar), dan EAOs (Ethnic Armed Organizations).

Selain itu, engagements juga dilakukan dengan negara kunci atau negara tetangga seperti India, RRT (China), Amerika Serikat (AS), EU, Jepang, Thailand, dan PBB. (*/mi)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Bibit Siklon 96S di Tenggara Pulau Timor, Senin-Rabu Hujan Lebat dan Angin Kencang

Kupang - Bibit Siklon 96S yang tumbuh di sekitar Laut Arafura sebelah barat Papua Selatan…

9 hours ago

Meriahkan HUT ke 139, Kota Kupang Gelar “Koepan Festival 2025”

Kupang - Wali Kota Kupang Christian Widodo memukul gong sebagai tanda dimulaiya Koepan Festival 2025…

14 hours ago

Wagub Johni Asadoma Tinjau Hutan Wisata Oeluan, Ada Rumah Pohon dan Flying Fox

Kefamenanu - Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) Johni Asadoma meninjau lokasi Hutan Wisata…

1 day ago

Dihadiri Wagub NTT, Pembukaan PLBN Napan Dorong Perdagangan Luar Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi

Napan - Wakil Gubernur (Wagub) NTT Johni Asadoma menghadiri pembukaan jalur perlintasan perdana Pos Lintas…

2 days ago

Bereskan Masalah Geothermal di Flores, Gubernur NTT Bentuk Fact Finding

Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) segera membentuk tim pencari fakta menyusul penolakan…

2 days ago

Gubernur NTT Bentuk Tim Penanganan Isu Sosial Pengembangan Panas Bumi di Flores dan Lembata

Kupang - PT PLN (Persero) bersama para pengembang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) melakukan audiensi…

2 days ago