Pengamat: Elektabilitas Tinggi di Pilgub NTT Tidak Menjamin Menang, Ini Penyebabnya

  • Whatsapp
Pengamat Politik Undana,Rudi Rohi/dok

Kupang – Pengamat Politik Universitas Nusa Cendana (Undana), Dr Rudi Rohi mengatakan elektabilitas para calon kepala daerah seperti calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) menjadi satu hal penting dalam politik elektoral, namun faktor logisitik dan infrastruktur politik jauh lebih penting.

“Elektabilitas yang tinggi bisa ambruk karena kerja taktis strategis dari infrastruktur dan logistik,” katanya kepada wartawan di Kupang, Minggu (28/7/2024).

Menurutnya, politik dan pemilih saat ini tidak lagi dominan ideologis dan logis, tetapi sangat dipengaruhi kuat oleh determinasi logistik. Karena itu infrastruktur berperan penting untuk memainkan strategi dan distribusi logistik melampaui kerja-kerja politik ideologis maupun logis.

Karena itu, tandas panelis debat capres-cawapres dari Undana ini, perlu disadari dari awal bahwa di politik elektoral, elektabilias hasil survei itu, bukan satu-satunya alat penentu kemenangan.

Pasalnya, hasil survei dan elektabilitas hari ini, akan merupakan hasil dari survei yang mana masyarakat pemilihnya belum mendapatkan treatment politik elektoral, yakni perlakuan politik elektoral dari tim sukses maupun pasangan calon dan struktur-struktur partai.

“Nah, pemilih itu bekerja berdasarkan asumsi yang mereka punya, sedangkan ketika memasuki masa penetapan dan seterusnya, akan adanya strategi politik yang diterapkan sebagai bagian dari perlakuan politik kepada pemilih, sehingga pada gilirannya,akan banyak mengubah konstelasi politik dan elektabilitas pasangan calon.,” jelasnya.

Johni Asadoma Miliki Infrastrukur Politik yang Kuat

Dr. Rudi Rohi juga menyoroti elektabilitas bakal calon gubernur bakal calon wakil gubernur yang bermunculan untuk bertarung di Pilkada NTT 2024.

Di antaranya bakal Calon Gubernur Irjen (Purn) John Asadoma. Johni adalah putra asli NTT, campuran Alor-Rote ini baru petama masuk di kancah politik yakni pada pemilihan gubernur NTT, tetapi memiliki infrastruktur politik yang cukup kuat sampai ke bawah. Johni sebagai mantan Wakapolda NTT, dan mantan Kapolda NTT,cukup banyak dikenal di seluruh wilayah NTT.

Sejarah mencatat Johni sebagai atlet berprestasi di tahun 1980an dan berkali-kali mengharumkan nama NTT di nasional dan luar negeri. “Jika digerakan simpul olahragawan di NTT yang cukup kuat, akan memperngaruhi elektabilitas dia,” kata Rudi

Dr Rudi mengatakan, bakal calon wakil gubernur lain yang muncul dengan elektabilitas tinggi, tetapi sayang, tidak memiliki infrastruktur politik yang kuat.Pasalnya ada bakal calon yang datang dari partai yang “kecil” apalagi bukan orang asli NTT. “Itu akan membuat keteguhan memilih dia bisa berubah di satu saat,” jelasnya.

Selanjutnya, untuk bakal calon gubernur, ada Melki Laka Lena yang diusung Partai Golkar dan Ansy Lema yang diusung PDIP sama-sama memiliki elektabilitas tinggi.

Menurutnya, elektabilitas dua bakal calon gubernur ini tidak terpaut jauh. “Beda tipis, tapi perbedaan yang tipis itu bisa jadi akan berubah. Jadi di satu waktu yang elektabilitasnya rendah bisa naik dan elektabilitas yang tinggi bisa turun,” ujarnya.

Atau sebaliknya, calon yang elektabilitasnya yang rendah itu, tetapi dia bisa mengawinkan dengan baik antara elektabilitasnya, logistik dan infrastruktur politiknya, maka.elektabilitasnya berpotensi tinggi

Hal tersebut juga berlaku bagi bakal calon gubernur yang sudah menentukan pasangan atau wakil. “Kalau calon gubernur yang elektabilitasnya sudah tinggi, dia harus cari wakil yang memiliki kemampuan logistik dan infrstruktur yang kuat. Kalau dia mencari elektabilitas tinggi tetapi logistik dan infrastruktur tidak kuat, bisa jadi mereka akan jeblok di pemilihan nanti,” ujarnya.

Lain halnya dengan calon gubernur memilih wakil yang memiliki infrastruktur dan logistik yang kuat, Dr Rudi memberikan contoh calon gubernur yang diusung Partai NasDem, Simon Petrus Kamlasi juga sama seperti Johni Asadoma memiliki infrastruktur yang cukup kuat karena tercatat sebagai anggota TNI aktif berpangkat Brigjen dan juga putra daerah asal Timor Tengah Selatan (TTS).

Namun, lanjutnya, ada faktor-faktor lingkunan sekitar yang membuat sampai saat ini, infrastruktur politik belum bekerja optimal. Mereka masih menunggu penetapan, masih wait and see untuk mendapatkan ruang mengeksekusi strategi yang mereka sudah siapkan dengan memanfaatkan logistik dan infrastruktur politik

“Para calon gubernur, sebaiknya tidak mencari calon wakil yang elektabilitas tinggi karena itu merupakan output dari kerja srategis, logistik dan infrastuktur,” tuturnya.

Sementara itu, Johni Asadoma yang ditemui di Kupang mengatakan sebagai anggota Partai Gerindra, ia akan patuh terhadap keputusan partai.”Saya akan tetap patuh dan loyal terhadap apapun keputusan partai,” tegasnya. (*/gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *