Kupang–DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang menjaring figur calon Wakil Gubernur (cawagub) NTT mendampingi calon Gubernur (cagub) dari Partai Golkar, Ibrahim Agustinus Medah. Siapa pendampingnya? Tergantung hasil survei.
Ketua Harian DPD I Partai Golkar NTT, Mohammad Ansor di Kupang Senin (17/4/2017) mengatakan, Golkar NTT telah menetapkan Ibrahim Medah sebagai cagub NTT sejak Oktober 2016 lalu. Karena itu, saat ini Golkar fokus menjaring cawagub lewat survei yang direncanakan Mei 2017. Figur yang memiliki elektabilitas tinggi akan dilamar Partai Golkar.
Selain itu, menurut Ansor, saat ini Partai Golkar juga sedang intens menjalin komunikasi dengan parpol lainnya. Koalisi ini juga akan ikut menentukan siapa figur tepat mendampingi Medah. “Tentunya figur Cawagub juga akan dilihat elektabilitasnya dalam survei yang akan dilakukan bulan Mei mendatang,” kata Ansor.
Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT ini menambahkan, Cawagub pendamping Medah akan dinilai berdasarkan berbagai pertimbangan. Selain memiliki kapasitas dan kapabilitas yang memadai, figur tersebut juga harus bisa saling melengkapi dengan mempertimbangkan kondisi kemajemukan NTT. “Kami masih menginventarisir dan merekam nama-nama Cawagub potensial yang beredar di masyarakat dan berpeluang maju dalam Pilkada sebagai pendamping Pak Medah,” kata Ansor.
Untuk diketahui, Partai Golkar telah berkomunikasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memiliki dua kursi di DPRD NTT. Dengan demikian, jika PKS dan Golkar resmi berkoalisi, maka sudah memenuhi syarat mengajukan calon, yakni 13 kursi. Namun, belakangan Golkar juga disebut-sebut intens berkomunikasi dengan Partai Hanura dan PDIP.
Sementara Hanura sendiri sedang menggalang koalisi sendiri yang sudah genap 13 kursi bersama PKB dan PKPI. Demikian juga dengan PDIP yang sedang menyeleksi empat kadernya yang berpeluang diusung di Pilgub 2018. Ketua DPD Partai Hanura NTT, Jimmi Sianto menegaskan, pimpinan pusat ketiga parpol tersebut sudah memberikan sinyal koalisi. Bahkan, koalisi yang dibangun tak hanya di tingkat provinsi, tapi juga di kabupaten.
Sebelumnya, Sekretaris DPD PDIP NTT, Nelson Matara mengatakan, PDIP fleksibel dalam menentukan kandidat, termasuk soal kawan koalisi. Menurut Wakil Ketua DPRD NTT ini, PDIP bisa berkoalisi dengan partai manapun. Bahkan, soal calon, PDIP bisa mengajukan cagub maupun cawagub. Berkoalisi dengan Partai Golkar pun PDIP siap. “Apakah nanti PDIP nomor satu atau Golkar nomor satu, nanti kita lihat,” kata Nelson.
Menurutnya, saat ini peta koalisi masih dinamis, belum mengerucut. Walau begitu, PDIP terus menjalin komunikasi dengan semua parpol. PDIP sendiri pun akan membuka pendaftaran cagub dan cawagub usai Paskah. PDIP tak menutup pintu bagi calon dari partai lain. Di internal PDIP sendiri ada empat cagub, yakni Lusia Adinda Lebu Raya, Kristo Blasin, Daniel Tagu Dedo dan Ray Fernandes. “Calon dari partai lain juga nanti mendaftar, setelah itu kita survei,” kata Nelson. (sumber: golkarpedia.com)