Kupang – Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan pencemaran lingkungan menjadi salah satu penyebab anjloknya produksi rumput laut di daerah itu beberapa tahun terakhir.
“Saat ini kami belum punya kajian secara komprehensif kenapa produksi rumput laut di NTT menurun dari tahun ke tahun. Kami sedang duduk bareng denan para ekonom di BI dan akademisi bagaimana kita melakukan perbaikan terhadap rumput laut di NTT,” kata Nyoman kepada wartawan, Senin (7/9/2020).
Selain pencemaran, penyebab menurunnya produksi rumput laut, menurut Nyoman, bisa jadi disebabkan berkurangnya petani rumput laut.
“Dari data yang kita miliki ada penurunan produksi tapi sedikit, ada kenaikan produksi tapi sedikit,” ujarnya.
Faktor lain yang menyebebkan produksi rumput laut menurun ialah, bibit rumput laut yang dimiliki petani rata-rata sudah berusia 10 tahun sehingga membutuhkan peremajaan. “Inilah yang menjadi kendala utama dalam penyelesaian, bagaimana meningkatkan lagi produksi rumput laut kita,” katanya.
Sesuai data yang ada, produksi rumput laut NTT sempat naik mencapai 2,4 juta ton pada 2019 dibandingkan produksi pada 2018 sebessar 1,9 juta ton, namun pada 2020 turun lagi menjadi 1,8 juta ton. (gma)