Kupang – Maxi Tameon, pemuda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengapresiasi perhatian pasangan calon gubernur Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma di sector usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hingga kegiatan gerejawi hingga bantuan di sektor Kesehatan.
“Terima kasih kepada Abang Melki karena selama menjadi anggota DPR RI, kami di TTS mendapat perhatian lebih. Banyak bantuan usaha untuk UMKM, paduan suara gereja, bantuan kesehatan dan masih banyak lagi,” kata Maxi Tameon saat diskusi Bersama Melki Laka Lena, melalui zoom, Kamis (26/9/2024).
Diskusi bertajuk “Pemuda NTT Berbicara, Melki-Johni Mendengar” ini berlangsung pada hari kedua kampanye, yang diikuti oleh pemuda dari 22 kabupaten dan kota.
Maxi Tameon, bantuan kepada pemuda dan gereja di TTS terus berlanjut saat Melki-Johni terpilih jadi gubernur dan wakil gubernur pad pemilu 27 November 2024. “Semoga bantuan-bantuan ini tidak hilang jika Abang Melki dan Bapak Johni memimpin NTT, terutama bantuan UMKM,” ungkap Maxi.
Pemuda lainnya, Is Ataupah, perwakilan dari Kabupaten Kupang mengusulkan agar jika terpilih, Melki-ohni bisa memperhatikan anak muda yang berprestasi dan mengharumkan nama NTT harum di nasional.
Ia mencontohkan pada PON XXI Aceh-Sumut 2024, ada atlet kempo dari Kabupaten Kupang menyumbangkan medali emas namun perhatian pemerintah Kabupaten maupun provinsi sama sekali tidak ada kepada atlet tersebut.
Selanjutnya, Eduard, perwakilan pemuda dari Sumba Barat Daya dalam diskusi mengusulkan agar Melki -Johni memprioritaskan petani milenial.
Fhan Nafri Pemuda dari Manggarai Barat mengusulkan agar Melki-Johni bisa memastikan Status Wisata Premium Labuan Bajo memberi dampak dan asas manfaat bagi warga lokal Manggarai.
Helma Bria, srikandi dari Belu mengusulkan agar kebijakan Melki-Johni saat memimpin lebih memprioritaskan kaum perempuan dan ibu rumah tangga dengan berbagai pelatihan dan dukungan modal usaha sehingaa bisa membantu peningkatan ekonomi keluarga.
Melki-Johni Butuh 1.000 Anak Muda
Melki Laka Lena dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa, mottonya bersama calon Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma adalah Ayo Bangun NTT.
Dari moto ini, Melki-Johni ingin melibatkan banyak pihak termasuk anak muda dalam rangka membangun NTT. “Kami minta anak-anak muda mempersiapkan diri dengan baik, agar porgram-program kami yang ingin dikerjakan akan melibatkan adik-adik, juga orang-orang NTT yang ada di luar NTT, di Bali, di Yogya dan di mana saja,” kata Melki Laka Lena.
Ia berharap, jika program ini berjalan, maka anak-anak muda yang punya kemampuan di sektor-sektor penting sepeti pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan untuk ditempatkan di seluruh NTT, agar program dan visi misi Melki-Johni I bisa berjalan.
“Kami butuh lebih dari 1.000 anak muda yang ditempatkan di seluruh NTT dalam rangka mengeksekusi program. Di tangan anak-anak muda ini, kalian akan menentukan NTT maju, NTT sehat NTT cerdas dan NTT sejahtera serta berkelanjutan bisa terwujud,” tandasnya.
Menurut dia, anak-anak muda adalah tonggak pembangunan daerah. Sehingga ia bersama Johni Asadoma berkomitmen untuk melibatkan anak-anak muda, untuk melaksanakan program hilirisasi di NTT.
Lewat program hilirisasi di tingkat desa, semua sumber daya alam atau produk-produk di desa, akan diolah menjadi bahan jadi agar dikirim ke luar daerah dengan harga yang lebih baik.
“Peran pemuda menjadi penting, karena kalau kami mendorong anggaran di tingkat desa untuk mengelola hilirisasi di tingkat desa, maka yang mengelola adalah anak-anak muda yang baru lulus kuliah,” kata Melki Laka Lena.
Jika terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Waketum Partai Golkar ini mengatakan,Melki-Johni akan menyiapkan anggaran untuk program hilirisasi yang harus dimulai dari tingkat desa. “Kami akan siapkan anggaran untuk hilirisasi sumber daya alam, untuk dikembangkan di setiap daerah melalui skema UMKM.
Pendamping-pendamping ini, kita siapkan dari teman-teman yang berusia masih muda, termasuk anak-anak muda yang lulus kuliah, dan mereka disiapkan untuk pendampingan seperti ini di tingkat desa. Ini juga membuka lapangan pekerjaan, tapi dalam skema hilirisasi di tingkat desa,” ujarnya. (*/tim)