Kalabahi–Pemuda Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menanam kenari dan mahoni di Mata Air Daro, Desa Kolana Selatan, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, pekan lalu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan menanam yang digagas Sinode GMIT bekerjasama dengan GMIT Syalom Salimana-Tesu di daerah itu untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Sekretaris Pengurus Pemuda Sinode GMIT, Habel Mbate mengatakan kegiatan ini merupakan tindakan nyata pemuda
GMIT untuk mengantisipasi sekaligus beradaptasi dengan fenomena perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini.
“Pemuda GMIT berupaya sebagai yang terdepan untuk mendukung gereja untuk melakukan segala hal yang berkaitan dengan gerakan-gerakan pelestarian lingkungan,” katanya.
Saat ini Pemuda GMIT dituntut untuk harus bisa mewujudkan kerajaan Allah dimuka bumi, karena itu kita harus mampu menjadi hati dan pikiran dari gereja yang selalu memikirkan masa depan gereja, jemaat dan alam sekitarnya.
Pemuda GMIT juga harus menjadi penggerak gerakan tanam pohon dan tanam air karena hal ini sejalan dengan amanat Sinode GMIT agar pemuda gereja menjadi barisan terdepan dalam menjaga kelestarian lingkungan di tengah fakta perubahan iklim yang terus berubah setiap saat.
Ketua Majelis Jemaat GMIT Syalom Salimana Pdt. Sofia Kause, M.Pd dalam suara gembala mengatakan bahwa bila kita berbicara tentang kasih terhadap sesama, maka menjaga lingkungan tetap lestari adalah bentuk kasih yang sesungguhnya.
Dikatakan bahwa alam semesta adalah juga ciptaan Tuhan yang harus kita kasihi seperti kita mengasihi diri sendiri. Merusak alam berarti merusak diri kita dan masa depan dari anak-anak kita. Di samping itu, Pdt Sofia juga menyambut baik masukan dari pemuda untuk mewajibkan tanam satu pohon bagi orang tua yang anaknya akan dibaptis, remaja yang akan sidi dan pasangan yang akan menikah.
Camat Alor Timur Anderias Maure yang juga hadir pada kesempatan itu dengan antusias mendukung Gerakan tanam pohon tanam air dan akan mewajibkan setiap rumah di Alor Timur untuk membuat sumur resapan. Hal ini karena fakta yang terjadi saat ini bahwa banyak mata air telah mengering akibat perubahan iklim dan juga akibat gempa bumi yang terus melanda pulau Alor.
Diharapkan dengan semakin banyaknya sumur resapan akan menghidupkan kembali mata air yang telah kering atau memunculkan mata air baru di tempat yang lain. (*)