Daerah

Pemkab Rote Ndao dan Bank NTT Teken MoU dan PKS Dukung Usaha Alternatif Warga

Rote – Pemerintah Kabupaten Rote Ndao bersama Bank NTT menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama (PKS) untuk mendukung usaha alternatif bagi masyarakat yang selama ini bergantung dari hasil laut dan pesisir.

Penandatanganan MoU dan PKS ini difasilitasi oleh Proyek Arafura and Timor Seas Ecosystem Action fase kedua (Atsea-2) berlangsung di Kantor Bupati Rote Ndao, Kamis (23/2/2023). MoU dan PKS ini akan berlangsung selama 2 tahun.

Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu mengatakan, komitmen ini dilatarbelakangi oleh kekayaan sumber daya laut di Rote Ndao yang tidak lepas dari ancaman degradasi, salah satunya tumpahan minyak. Wilayah perairan NTT merupakan bagian dari wilayah perairan Arafura dan Timor yang secara umum rentan terhadap ancaman.

Letaknya yang tidak jauh dari aktivitas eksplorasi dan menjadi jalur pengangkutan minyak menjadi penyebab utama kerentanan tersebut.

Ruang lingkup perjanjian kerja sama meliputi penyediaan fasilitas pinjaman, penyediaan sarana produksi, penyediaan kemasan produk pemasaran dan pelatihan sistem pembukuan yang direncanakan untuk dua tahun ke depan.

Menurut Paulina penandatanganan MoU dan PKS ini mendukung pengembangan mata pencaharian alternatif masyarakat lokal, khususnya masyarakat yang bergantung pada hasil laut dan pesisir, agar ketangguhan dan kemampuan beradaptasi masyarakat pun terus meningkat.

“Proses penandatangan MoU dan PKS ini dilakukan untuk mendukung peningkatan kualitas dan nilai tambah produk serta produktivitas yang berdaya saing, khususnya bagi perempuan dan komunitas difabel. Kita semua, masyarakat Kabupaten Rote Ndao, harus mendukung dan menggunakan produk lokal ini agar dapat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Paulina.

Langkah positif telah dilakukan bersama antara Pemda Rote Ndao, berkerja sama dengan UNDP Indonesia melalui proyek ATSEA-2. Salah satu yang dilakukan adalah memfasilitasi peningkatan kapasitas adaptasi dan ketahanan kehidupan masyarakat yaitu mengikutsertakan perempuan dan kaum difabel dalam mengolah hasil laut sebagai makanan alternatif.

Selain untuk konsumsi rumah tangga, hasil laut juga dipasarkan demi membantu ketahanan kehidupan keluarga.

Selain itu, peningkatan pengetahuan masyarakat desa terkait adaptasi perubahan iklim melalui pengetahuan dan peningkatan keterampilan untuk ketangguhan juga difasilitasi melalui upaya ini.

“Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Proyek ATSEA-2 mendukung peningkatan kapasitas, meningkatkan keterampilan perempuan dan komunitas difabel melalui pelatihan praktik pengolahan hasil laut. Harapannya adalah berkesinambungan dan mendapatkan pendampingan yang intensif, sehingga kelompok-kelompok kerja lebih percaya diri dan berdaya guna, agar tetap tangguh dalam menghadapi dampak dari tumpahan minyak dan perubahan iklim di wilayah Rote Ndao,” tutur Field Facilitator untuk Proyek ATSEA-2 di Rote Ndao, Mikael Leuape.

Menyempurnakan dan memastikan pembangunan berkelanjutan yang telah dibangun melalui proyek ATSEA-2 ini, Bank NTT resmi berkolaborasi dengan Pemda Rote Ndao. “Bank NTT ingin menggerakan perekonomian dan menguatkan daya saing desa melalui Festival desa binaan. Ini kiranya mampu menguatkan desa Ketika berkompetisi sehat baik di dunia digital dan global dengan nilai beda dan unggul. Selain itu ada pembinaan dan inisiasi juga untuk pelaku UMKM, informasi pasar dan offtaker,” jelas Kepala Bank NTT Cabang Rote Ndao, Sender Dewa Lele.

Peresmian kerja sama ini merupakan rangkaian kegiatan yang diawali dengan pengukuhan empat kelompok masyarakat dampingan Proyek ATSEA-2.

Ada kelompok Dale Esa di Desa Daiama dengan jenis usaha wedang dan sirup mangrove, kelompok Ina Landu di Desa Landu Tie dengan jenis usaha rumput laut siap saji, kelompok Tasi Bo’a di Desa Bo’a yang khas dengan produk massage oil-nya, dan kelompok Ita Esa di Desa Oeseli yang telah memproduksi dan memasarkan sabun mandi dari hasil laut dan mangrove dengan nama Minano.

“Semoga peresmian kerja sama ini menjadi awal baik menuju masyarakat di sekitar wilayah perairan Rote Ndao agar dapat lebih adaptif dan tangguh dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang mungkin terjadi ke depannya,” ujarnya. (*/gma)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Gubernur NTT Ajak Semua Pihak Dukung Pengembangan PLTP Mataloko, Ulumbu, dan Atadei

Kupang - Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung ikhtiar…

14 hours ago

Wagub Johni Asadoma Buka Pawai Paskah di Alor

Kupang - Wakil Gubernur (Wagub) NTT Johni Asadoma membuka Pawai Paskah yang digelar oleh Gerakan…

14 hours ago

REI NTT Gelar Pemeran Perumahan, Bobby Ingatkan Pemerintah Hapus BPHTB dan PBG

Kupang - Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) NTT Bobby Pitoby kembali mengingatkan pemerintah kota…

14 hours ago

Cari Siput di Teluk Lewoleba, Ayah dan Anak Perempuannya Tewas Tenggelam

Kupang - Seorang ayah bersama anak perempuannya tewas tenggelam saat mencari siput di Teluk Lewoleba,…

1 day ago

AMSI Dukung Penguatan Fungsi dan Peran Dewan Pers di Era Digital

Jakarta - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) sebagai salah satu konstituen Dewan Pers, akan terus…

2 days ago

Dari Bumi Lamaholot, Fadli Zon dan Wagub Johni Asadoma Dorong Pariwisata Berbasis Budaya

Kupang - Exotic Lamaholot yang digelar di Larantuka, Flores Timur, Jumat (26/4/2025), menjadi pintu masuk…

4 days ago