Kupang—Lintasntt.com: Pembangunan infrastruktur Bendungan Raknamo di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeo Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah berlangsung lima bulan. Saat ini pembangunan sudah mencapai 11 persen.
Raknamo merupakan satu dari tujuh bendungan raksasa yang akan dibangun di NTT selama lima tahun. Peletakan batu pertama bendungan ini dilakukan Presiden Joko Widodo pada 20 Desember 2015.
“Ditargetkan selesai pada 2018, tetapi kita percepat sehingga pada 2017 pembangunan bendungan sudah rampung,” kata Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Charisal A.Manu di Kupang, Rabu (27/5) seperti dikutip Media Indonesia.
Ia mengatakan, pekerja sedang ditangani pekerja ialah penggalian fondasi, pembangunan terowongan, dan spill way (pelimpah). Pembangunan bendungan ini nyaris tanpa menimbulkan persoalan dengan warga. Pasalnya menurut Dia, warga di wilayah itu ingin ada bendungan yang dapat menampung air bagi lahan pertanian.
Dukungan warga tersebut seperti bersedia memindahkan sejumlah kuburan tua di lokasi bendungan ke tempat lain. Begitu pula, persoalan kawasan hutan yang masuk areal bendungan kini sedang diselesaikan. “Sudah ada kesepakatan antara Komisi V DPR dan Kementerian PU dan Kehutanan menyelesaikan areal bendungan yang masuk kawasan hutan,” kata Dia.
Pembangunan Bendungan Raknamo menelan anggaran Rp710 miliar dan dibangun pada lahan seluas 194 hektare. Bendungan ini akan menampung air sebesar 14,09 juta meter kubik dan pasokan air baku ke masyarakat 100 liter per detik. Adapun areal persawahan yang akan diairi air bendungan mencapai 1.250 hektare di empat desa yakni Raknamo, Manusak, Naibonat dan Amabi Oefeto. Selain itu akan dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 0,216 Megawatt.
Bendungan Raknamo merupakan bendungan kedua terbesar di Kabupaten Kupang setelah Bendungan Tilong yang dibangun pada 1997 berkapasitas 19,07 juta meter kubik di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah. (sumber:mediaindonesia/Palce Amalo)
1 comment