Kupang–Total energi yang dipasok oleh pembangkit listrik dari sektor energi terbarukan (EBT) di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur sampai Oktober 2018 telah mencapai 20,9 persen atau 9,3 Megawatt (Mw).
Angka itu memang masih jauh dari target ketersediaan EBT 100 persen pada 2025, akan tetapi telah menunjukkan peningkatan yang menggembirakan sejak program Pulau Ikonik Sumba (Sumba Iconic Island) dicetuskan Hivos bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Bappenas sejak 2010.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Dirjan EBTKE) Rida Mulyana mengatakan capaian tesebut memperlihatkan kontribusi energi terbarukan juga mulai mengambil peranan pada bauran energi Pulau Sumba, jika dibandingkan kondisi 2010, kontribusi energi terbarukan ketika itu sangat kecil, hanya 1 Mw.
“Progam ini menyediakan akses energi yang dapat diandalkan dan terjangkau bagi masyarakat Sumba dengan target terwujudnya ketersediaan energi yang berasal dari energi terbarukan sebesar 100% pada 2025,” kata Rida Mulyana dalam pemaparannya pada pembukaan acara Sumba Iconic Island Learning Event di Kupang, Selasa (27/11).
Menurutnya kegiatan itu bertujuan menyebarkan praktek-praktek terbaik selama pelaksanaan program dengan mempertemukan para pemangku kepentingan sektor energi terbarukan seperti pembuat kebijakan, swasta, dan akademisi dalam rangka membangun Pulau Sumba dengan energi terbarukan berkelanjutan.
Program ini juga diharapkan dapat mendorong perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumba yang berkeadilan gender, serta dapat dijadikan sebagai contoh dalam pengembangan energi terbarukan di wilayah lainnya di Indonesia dan dunia.
Direktur Hivos Southeast Asia, Biranchi Upadhyaya mengatakan pemilihan Pulau Sumba didasarkan pada hasil penelitian dan kajian-kajian yang menunjukkan Sumba memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar berupa air, surya, angin, biomasa, dan biogas merupakan sumber energi yang telah terindentifikasi tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Pada 2017, Hivos dianugerahi 1,4 juta Euro oleh Kementerian Luar Negeri Belanda yang memungkinkan Hivos meningkatkan akses energi terbarukan secara lebih cepat dengan mereplikasi pendekatan-pendekatan dan model bisnis yang telah sukses dikembangkan di bawah program di bawah Sumba Iconic Island,” ujarnya.
Selama ini Hivos telah membangun instalasi panel surya di 35 sekolah di empat kabupaten di Sumba, 44 kios energi terbarukan di tiga kecamatan, 50 instalasi panel surya untuk sarana penggilingan bahan pangan di empat kabupaten, dan mendistribusikan 7.477 lampu surya.
Menurut Biranchi, Hivos juga mulai melalukan kajian terkait rencana memanfaatkan potensi energi panas bumi (Geothermal) di Pulau Flores untuk pembangkit listrik, yang ditargetkan pada 2019. “Saat ini Hivos fokus mengembangkan energi terbarukan di Sumba dan Flores,” ujarnya. (sumber: mi/palce amalo)
Kupang - KPU Nusa Tenggara Timur (NTT) akan melaksanakan pleno penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur…
Kupang - Ferdinan Lalay, pelaku pembacokan terhadap Yafet Lalay di Persawahan Nggeladale, Desa Matasio, Kecamatan…
Kupang - Yafet Lalay, petani asal Dusun Oesuti, Desa Matasio, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote…
Kupang - Wakil Wali Kota Kupang terpilih 2024, Serena Cosgrova Francis bertemu Menteri Perdagangan dan…
Kupang - Ditreskrimum Polda NTT menetapkan tiga tersangka kasus kekerasan seksual sesama jenis, Senin (6/1/2025).…
Mataram - Memasuki tahun baru 2025, PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP…