Jurnalisme Warga

Pameran Merdeka Belajar 2024 di Kupang Suguhkan Berbagai Kreativitas Siswa dan Guru

Kupang  Dalam rangka merayakan Bulan Merdeka Belajar, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) di Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar Pameran Merdeka Belajar Tahun 2024, Kamis (16/5/2024),

Pameran yang bertema “Merdeka Belajar, Merdeka Berbudaya” ini diikuti oleh berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM), dinas pendidikan, dan perguruan tinggi.

Di antaranya Yayasan Tunas Aksara, Garamin NTT, Save The Children, dan CIS Timor, Universitas Nusa Cendana (Undana), Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW), Politeknik (Poltek) Negeri Kupang, Politeknik Pertanian (Politani) Kupang, dan Universitas Timor (Unimor).

Ketua Panitia Basilius Widy Wirawan mengatakan tujuan pelaksanaan Pameran Bulan Merdeka Belajar tahun 2024 di NTT adalah sebagai sarana untuk publikasi  hasil belajar dan pencapaian program Merdeka Belajar dari berbagai satuan pendidikan.

“Penyelenggaraan pameran ini adalah untuk mempublikasikan karya dan hasil pembelajaran siswa, mahasiswa, guru, dan dosen sebagai bagian dari implementasi kurikulum merdeka di satuan pendidikan dan juga di kampus. Kesempatan ini menjadi kesempatan untuk saling belajar dan berbagi antarinstansi terkait, satuan pendidikan, dan lembaga pendidikan secara internal maupun secara berkolaborasi,” ujarnya seperti dikutip dari rilis.

Adapun pameran ini dikemas dalam berbagai kegiatan menarik. Di antaranya, ialah pameran media belajar dan produk kreatif melalui stan pameran, pentas kreasi, gelar wicara, dan sejumlah aksi menarik lainnya dari berbagai UPT Kemdikbudristek, satuan pendidikan, perguruan tinggi, dan komunitas.

Menurut Widy Wirawan Kegiatan ini menyajikan stan pameran, pertunjukan tari, musikalisasi puisi, demonstrasi dan pameran hasil inovasi, gelar wicara, mendongeng dwibahasa, kabaret, pojok baca, mural, dan lain- lain.

Fireyani Hardi salah satu penulis dan juga pengarah kabaret di pameran ini mengatakan selain cabaret mereka juga sering mengikuti kegitan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa.  “Jadi kami juga mengikuti beberapa kegiatan seperti kamis sehat dimana kami makan pagi untuk mengurangi anemia untuk anak perempuan. Selain itu , sebagai generasi ibu pertiwi selain menjaga kesehatan kami juga menjaga bumi ini,” ujar Fireyani.

Fireyani, siswi kelas 2 SMP ini menceritakan cara mereka menjaga bumi ini selain kita membuang sampah pada tempatnya, dihari sabtu mereka juga keluar untuk membersihkan lingkungan sekitar sekolah.

Selain itu, kebiasaan tersebut mereka terapkan juga dirumah. Siswi kelas … ini juga menegaskan bahwa hal ini menjadi nilai juga bagi mereka karena semua yang dilakukan akan masuk didalam raport. “Jadi bukan hanya foto-foto tapi kegiatan-kegiatan yang kami lakukan harus ada hasilnya karena itu akan masuk ke dalam raport kami,” tutup Fireyani.

Salah satu peserta pameran ini, Nadia Insira juga menceritakan kontribusi sekolahnya dalam pembuatan cabaret dimana cabaret mereka terinspirasi dari sekolah mereka sendiri yang peduli bumi.

Sekolah Nadia, SMPN 8 Kupang  memiliki slogan “SpenLa Peduli Bumi Sampahku Tanggungjawabku”. Lewat kegiatan itu mereka ingin memberitahu kepada orang-orang bahwa sampah itu adalah tanggungjawab semua orang. “Kita harus peduli akan bumi ini karena bumi ini hanya ada satu, jadi sebelum semuanya terlambat kita harus menjaganya,” kata Nadia saat ditemui di acara pameran tersebut.

Merlin salah satu guru mengatakan peran guru dalam menumbuhkan kepedulian akan sampah kepada siswa. Guru Bahasa Indonesia di SMPN 8 ini, menceritakan guru dan kepala sekolah bekerjasama memastikan setiap hari tidak ada sampah berserakan di sekolah.

Hal ini ditunjukkan dengan tindakan nyata dimana meski mereka sendiri guru, namun jika melihat sampah berserakan mereka harus segera memungutnya.

“Kami di SMPN 8 punya aturan siapapun baik anal-anak, guru maupun kepala sekolah jika melihat sampah harus memungut sampah. Selain itu sebelum pulang sekolah anak-anak harus membersihkan kelas. Lalu kami juga pembiasaan sabtu bersih dan kamis sehat. Kami juga bangun stan untuk sampah yang bisa diolah menjadi kerajinan, kami buat pupuk dari daun-daun kering.  Selain itu kami membuat aturan agar anak-anak tidak membawa bekal di platik sekali pakai tapi di tempat makan. Jadi kami disekolah tidak ada plastik hanya kertas dan daun kering saja,” kata Merlin.

Tak hanya itu merlin juga mengatakan bahwa mereka menerapkan kantin sehat disekolah dimana  makanan yang dijual dan kebersihan kantin juga diperhatikan dengan serius.

“Jadi kantin tidak boleh ada sampah plastik. Anak-anak makan langsung ditempat dan kami membuat aturan agar anak-anak tidak membawa bekal di plastik sekali pakai tapi di tempat makan.  selain itu makanan yang dijual juga kami pastikan sehat, dimana tidak boleh ada goreng-gorengan dan es-es,” tambah Merlin.

Lalu kami juga pembiasaan sabtu bersih dan kamis sehat. Ada bangun stan untuk sampah yang bisa diolah menjadi kerajinan. Kami buat pupuk dari daun-daun kering. Dan selain itu kami membuat aturan agar anak-anak tidak membawa bekal di platik sekali pakai tapi di tempat makan. Jadi kami disekolah tidak ada plastik hanya kertas dan daun kering saja.

Sejumlah pihak nampak mendukung kegiatan ini kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (Kabid PKLK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Yanuarius Laka, menyampaikan apresiasi dan dukungan atas terselenggaranya pameran ini saat membuka kegiatan.

“Kita butuh kerja kolaborasi. Program Merdeka Belajar mengajak kita semua untuk bergotong royong demi membawa dampak yang lebih besar. Untuk itu, inovasi yang sudah ada ini perlu kita rawat dan tingkatkan. Kita perlu merayakan dan melanjutkan Merdeka Belajar dengan suka cita karena berkaitan dengan masa depan generasi penerus yang harus disiapkan melalui pendidikan yang berkualitas,” jelas Yan.

Kepala Kantor Bahasa NTT, Elis Setiati menyampaikan rasa gembira atas semua hasil karya dan pencapaian pembelajaran yang dipamerkan.

“Kami sangat gembira dan mengapresiasi semua hasil karya dan pembelajaran yang ada di Pameran Bulan Merdeka Belajar ini. Kami melihat banyak kreativitas yang dihadirkan selama kegiatan. Saya berharap pameran ini menambah semangat belajar kita untuk terus menyebarkan hal-hal baik yang ada di Kurikulum Merdeka Belajar. Terima kasih untuk kerja kolaborasi yang baik ini,” tutup Elis. (Thesa Tapung dan Marni Labu Ipi)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Jaringan Politik Nasional Kuat, Cerdas dan Berintegritas, Melki-Johni Pilihan Tepat Pimpin NTT

Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…

9 hours ago

PLN Peduli Bersama SMKN 3 Mataram, Maknai Sumpah Pemuda Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik

Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…

11 hours ago

Puluhan Tomas Takari Temui Korinus Masneno Minta Kampanye Akbar

Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…

11 hours ago

Pengamat Menilai Konsep Birokrasi yang Ditawarkan Melki-Johni Relevan

Kupang -  Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…

13 hours ago

Debat Soal Tata Kelola SDA, Dua Cawagub Dukung Pandangan Johni Asadoma

Kupang - Calon wakil gubernur NTT dari pasangan nomor Urut 2, Johni Asadoma diapresiasi saat…

18 hours ago

Terjawab, Program Air di NTT Ternyata Inisiatif Pemerintah Pusat, Dikerjakan TNI

Kupang - Masalah air bersih di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menjadi perhatian utama. Menurut…

1 day ago