Kupang – Pembangunan Bendungan Manikin di Desa Kuaklalo, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditergetkan rampung pada 2024.
Konstruksi Bendungan Manikin mulai dikerjakan sejak 2019 melalui dua paket pekerjaan senilai Rp1,9 triliun. Paket I dikerjakan kontraktor pelaksana PT. Wijaya Karya (Persero) – Tbk, PT. Adhi Karya (Persero) Tbk-PT. Jaya Konstruksi (KSO) dengan nilai kontrak Rp1,023 triliun
Sementara untuk Paket II senilai Rp905,2 miliar dikerjakan oleh kontraktor PT. PP (Persero) Tbk-PT. Ashfri Putralora-PT. Minarta Dutahutama (KSO). Untuk paket I saat ini progres konstruksinya sebesar 31,79% dan paket II sebesar 44,41%.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau progres pembangunan bendungan tersebut pada Jumat (30/9), berpesan kepada kontraktor dan konsultan pengawas untuk melakukan langkah-langkah percepatan pembangunan agar dapat selesai sesuai rencana, yakni pada 2024, meskipun sempat terkendala lahan dan teknis.
“Diperlukan beberapa langkah untuk melakukan percepatan pembangunan Bendungan Manikin, salah satunya pekerjaan konstruksi dilakukan secara paralel di semua bagian bendungan, tidak perlu sekuensial atau menunggu satu bagian selesai baru dikerjakan bagian lainnya,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki menambahkan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah segera susun langkah teknis untuk penyelesaian terowongan dan bagian inti tubuh bendungan sesuai dengan kondisi lapangan.
“Langkah terakhir yang keempat, tolong dipetakan secara detail pembuatan drainase untuk pengamanan lereng-lereng di semua bagian bendungan untuk mencegah terjadi longsor. Prediksi BMKG saat ini sudah masuk musim hujan, untuk itu tolong drainasenya dipetakan secara detail,” kata Menteri Basuki.
Ditambahkan Menteri Basuki bahwa pembangunan bendungan juga harus menjaga kondisi alam sekitar. “Jangan lakukan penggalian/pengupasan tebing jika tidak diperlukan. Beberapa bagian harus segera dihijaukan dengan tanaman endemik disini,” pesannya.
Bendungan Manikin merupakan satu dari tujuh bendungan yang dibangun di NTT periode 2015-2024.
Bendungan dengan kapasitas tampung 28,20 juta m3 ini direncanakan dapat memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian seluas 310 hektare (ha) di Kabupaten Kupang dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku sebesar 700 liter/detik untuk Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,13 MW dan pengendalian banjir 169,45 m3/detik.
Turut dalam kunjungan Menteri Basuki, yakni Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah, Inspektur Jenderal Kementerian PUPR T. Iskandar, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Airlangga Mardjono, dan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NT II Feriyanto Pawenrusi. (*/gma)