Melki Laka Lena Ternyata Memiliki Garis Keturunan dari Payeti, Sumba Timur

  • Whatsapp
Melki Laka Lena Memiliki Hubungan Darah di Uma Patunggl, Payeti, Sumba Timur/dok

Waingapu – Momentum bersejarah terukir di Uma Patunggul, Kampung Payeti, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Rabu (30/10/2024) malam.

Calon gubernur NTT nomor urut 2, Emanuel Melkiades Laka Lena diundang khusus oleh keluarga besar Payeti dalam prosesi adat. Melki Laka Lena ternyata turunan Payeti dari moyang perempuan bernama Rambu Hara Ana Awa.

Acara adat penerimaan Melki Laka Lena sebagai keluarga kandung suku Payeti itu diapresiasi oleh tokoh Sumba. Dr. Umbu Rudi Kabunang, anggota Komisi XIII DPR RI memberikan apresiasi dan bangga ata momentum tersebut.

“Sebagai orang Sumba, kita patut berbangga, karena Pak Melki Laka Lena yang kini calon Gubernur NTT ternyata berdarah Sumba,” sebut Umbu Rudi Kabunang yang dihubungi, Jumat (1/11/2024).

Umbu Rudi Kabunang optimis, jika Melki Laka Lena dan Johni Asadoma terpilih memimpin NTT maka perhatian untuk Sumba Raya akan lebih maksimal.

Ia juga mengajak masyarakat Sumba Raya untuk memilih Melki-Johni sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur masyarakat Sumba Raya terhadap Melki Laka Lena.

“Kita bersyukur karena dengan majunya Pak Melki Laka Lena sehingga membuka ruang untuk saya sebagai putra Sumba bisa menjadi wakil masyarakat Sumba dan NTT di DPR RI, dan menjadi satu-satunya orang Sumba di Senayan. Sehingga cara sederahan berterima kasih adalah dengan memilih MELKI-JOHNI nomor urut 2 di Pilgub nanti,” katanya.

Apresiasi juga datang dari tokoh Sumba, Pdt. Yuliana A. Ambu.,S.Th. Mmin. Pdt. Yuliana mengaku terharu dengan momentum bersejarah penerimaan secara adat bagi Pak Melki Laka Lena di keluarga besar Payeti.

“Puji Tuhan, pada akhirnya saudara kami Pak Melki Laka Lena bisa bertemu kembali asal nenek moyangnya marga Payeti. Saya sangat terharu, tidak disangka, itu semua anugrah dan kehendak Tuhan,” sebut Pdt. Yuliana A. Ambu yang hadir langsung dalam acara adat tersebut.

Menurut Pdt. Yuliana, merajut kembali hubungan pertalian darah yang dilakukan keluarga besar Payeti dengan Melki Laka Lena adalah sebuah peristiwa yang sangat penting.

“Ini momentum penting sehingga kita bisa berjumpa dengan keluarga. Supaya kita tahu ternyata leluhur kita ada dari luar dan menjalin hubungan. Kami juga punya kisah sepertit itu. Saya ingat waktu awal saudara kami Pak Melki Laka Lena datang di Sumba. Saya termasuk orang yang berusaha untuk mencari. Setelah mamanya Pak Melki Laka Lena datang di Sumba menemui keluarga di Payeti. Saya ingat betul, mamanya Pak Melki bilang, bahtin saya merasa terikat dan terharu. Perjumpaan ini sangat penting agar generasi selanjutnya tahu bahwa ada kaitan keluarga dari luar pulau Sumba,” jelasnya.

Pendeta Yuliana sangat bersyukur dan senang, ternyata ada darah Sumba yang kini menjadi calon Gubernur NTT. “Sebagai orang Sumba, kami sangat beryukur dan senang karena ternyata ada darah turunan Sumba yang maju menjadi calon Gubernur NTT. Kami terus mendoakan agar semua proses berjalan dengan baik dan aman. Saudara kami Melki Laka Lena tidak berjalan sednirian, dukungan doa dari kami selalu mengiringi semua perjuangnya,” kata Pdt. Yuliana A. Ambu,.S.Th.,Mmin.

Diberitakan sebelumnya, ternyata calon Gubernr NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena punya darah Sumba. Tepatnya dari Uma Patunggul, Kampung Payeti, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur.

Melki Laka Lena adalah turunan Payeti, Sumba Timur. Moyang perempuan dari ibundanya berasal dari Kampung Payeti. Namanya Rambu Hara Ana Awa yang menikah dengan seorang pria bersal dari Ende yang melahirkan sorang putra bernama Toku Wangga Jawarai.

Lantaran pertalian hubungan darah itu, keluarga besar Payeti beserta rumpun keluarga terkait mengundang Melki Laka Lena hadir dalam sebuah seremoni adat yang digelar Rabu (30/10/2024) di Uma Patunggul, Kampung Payeti.
Eduard Kondalahia yang akrab disapa Umbu Hia, perwakilan keluarga Payeti berceritra tentang hubungan pertalian darah Melki Laka Lena dengan keluarga Payeti.

Kisahnya, pada awal tahun 1900 an, ketika itu rumah besar Payeti masih di Karinding, sekarang di belakang Kantor Sinode GKS Waingapu. Di situ ditempati kakek buyut bernama Umbu Nai Kuri yang punya saudari bernama Rambu Hara Ana Awa. Sebenarnya Rambu Hara Ana Awa, oleh para saudaranya sudah dijodohkan dengan seorang pria dari Kabihu Pamakat di Wangga.

Namun Rambu Hara Ana Awa bertemu dan mengenal seorang pemuda dari Ende. Hubungan cinta dengan pemuda Ende itu tidak disetujui oleh saudaranya dan anggota keluarga lain.

Kendati demikian, Rambu Hara Ana Awa tetap bersihkeras dengan kekuatan cintanya terhadap pemuda Ende tersebut. Akhirnya, para sudaranya merelakan Rambu Hara Ana Awa untuk menikah dengan pria Ende. Bahkan Rambu Hara Ana Awa juga membawa serta dua orang perempuan untuk melayaninya di Ende.

Rambu Hara Ana Awa ini sampai di Ende melahirkan seorang putra bernama Wangga Jawarai. Sampai di situ ceritranya. Lantaran komunikasi yang tidak lancar, sehingga menjadi putus hubungan dengan keluarga di Ende.

“Sampailah sekitar dua tahun lalu, mamanya Pak Melki Laka Lena datang ke sini dan berceritra tentang moyang kita Rambu Hara Ana Awa. Kami sangat terharuh dengan kehadiran Pak Melki Laka Lena bersama isteri malam ini untuk menemukan kembali pertalian darah antara kita. Kami semua keluarga Payeti dan rumpun keluarga lainnya menerima dengan tulus kedatangan Pak Melki dan isteri. Banyak keluarga yang hadir terutama yang berkaitan langsung dengan Payeti. Kami mengaharapkan agar jika ada suka cita maupun duka cita di keluarga Payeti akan kami sampaikan ke Pak Melki dan juga sebaliknya,” sebut Umbu Hia. (*/tim)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *