Marthen Dira Tome Bebas

  • Whatsapp
Marthen Dira Tome tiba di Bandara El Tari Kupang/ dok

Kupang – Mantan Bupati Sabu Raijua dua periode, Marthen Luther Dira Tome bebas dari Penjara Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (26/9/2022). Ia ditahan KPK sejak 15 November 2016. Setelah bebas, Marthen kembali di Kupang pada Sabtu (1/10/2022)

Begitu keluar dari pintu kedatangan Bandara El Tari, Marthen disambut oleh keluarga dan simpatisan. Ia menyalami satu per satu yang telah ia tinggalkan selama sekitar tujuh tahun.

Read More

Dari Bandara, Marthen tidak langsung pulang ke rumah, tetapi menuju Gereja Betel Maulafa, tempat ia menjadi anggota jemaat.

“Saya bebas dan hari ini tiba di Kupang adalah berkat pergumulan dan doa-doa orang-orang yang selama ini menaruh perhatian dan cinta mereka kepada saya. Ada doa keluarga, doa jemaat dan doa teman-teman seperjuangan,” kata Marthen Dira Tome

Marthen mengakui bahwa dia memiliki kecintaan yang luar biasa untuk NTT sehingga dalam kapasitas apapun, dia akan tetap berkontribusi untuk membangun daerah ini.

Tidak harus menjadi pemimpin lalu memiliki cita-cita untuk membangun. Sebagai anak asli NTT, dia telah berusaha untuk memberi kontribusi terhadap daerahnya sekalipun harus menghadapi banyak rintangan.

“Saya tidak bisa menjadi orang lain selain menjadi orang NTT, sehingga Ketika ditanya tentang kecintaan saya terhadap daerah ini maka saya sangat mencintai daerah ini dan akan selalu berusaha memberi kontribusi. Untuk membangun, kita tidak mesti menjadi pemimpin dulu baru punya cita-cita untuk membangun. Dengan apa yang kita miliki maka kita bisa melakukan sesuatu untuk NTT,” ujar Marthen.

Pulang ke Sabu

Sesuai rencana, pada pekan kedua Oktober, Marthen akan pulang ke Sabu Raijua. Di sana, dia akan melihat tempat saat memimpin sebagai bupati pada periode kedua, yang kemudian ditahan KPK saat berada di Jakarta.

Ketika itu, Marthen baru memimpin selama 9 bulan sebagai bupati periode kedua ditahan KPK.

Untuk itu, tentu saja janji-janji politik yang disampaikan kepada masyarakat belum bisa dilaksanakan secara baik. Dia mengatakan janji-janji yang disampaikan lalu tidak dilaksanakan itu artinya sama dengan kebohongan, sementara janji-janji politik yang dilaksanakan tapi tidak berhasil atau gagal itu sama artinya dengan kebodohan.

“Teman-teman tahu bahwa saya belum setahun memimpin di periode kedua lalu ditahan KPK. Karena itu ada janji-janji yang belum dilaksanakan secara baik. Saya tidak mau dicap sebagai pemimpin bohong sehingga perlu kita cari tahu kenapa janji dan program kita tidak berjalan dengan baik. Ingat bahwa kebohongan dan kebodohan itu jaraknya tipis saja.

Saya tidak mau dianggap bohong dan bodoh sehingga saya harus mencari tahu kenapa program kita tidak berjalan sesuai harapan dan cita-cita kita bersama,” tutup Mantan Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT itu . (*)

 

 

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *