Pot Berbahan Ban Bekas Karya Marselinus Agung atau Marsel/dok Tesha
Manggarai – “Saya memiliki misi untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan sehat, bebas dari sampah ban bekas,” kata pria kelahiran 19 Maret 1971 itu.
Pria dengan tinggi semampai dan merupakan orang Manggarai ini mengatakan jika ia memiliki visi untuk menciptakan karya-karya yang inovatif dan kreatif dari ban bekas. Ia juga menambahkan jika misinya adalah mewujudkan lingkungan yang aman, sehat, bebas dari sampah ban bekas. Selain itu, misi lainnya adalah meningkatkan ekonomi kreatif melalui pemanfaatan ban bekas.
Marselinus Agung atau sering disapa Marsel adalah pengrajin pot dari ban bekas. Usahanya ini berlokasi di Jalan Likang Telu, Nomor 10 RT04/RW014, Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai.
Usaha kreatifnya ini terinspirasi dari banyaknya ban mobil dan motor yang dibuang dan dibakar oleh orang-orang di pinggir jalan pada malam hari. Ia merasa hal ini membuat udara di sekitar rumah berbau menyengat. Selain itu, ban-ban yang dibuang juga dapat menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk.
Setelah melalui proses pemikiran yang panjang, ia memutuskan untuk mengambil ban-ban tersebut untuk dijadikan pot. Pemikirannya ini juga dikarenakan masa pandemi yang membuatnya memiliki banyak waktu senggang di rumah. Benar saja, ia mengawali bisnis kecilnya ini sejak awal masa pandemi, yaitu Desember 2019.
Marsel diketahui adalah seorang pecinta tanaman, bukan hanya bunga, tetapi juga sayuran, umbi-umbian, dan pepohonan. Ia mengerjakan usahanya sendiri dibantu oleh putranya yang saat ini diketahui sedang berkuliah di universitas di Ruteng.
Marsel merupakan pekerja lepas yang penghasilannya ditentukan dari pekerjaan apa yang ia lakukan. Namun, karena saat masa awal pandemi sehingga ia tidak mendapat penghasilan.
Oleh karena itu, ia mendapat pinjaman untuk modal awal usahanya. Marsel mengatakan bahwa modal awal usahanya Rp750.000. Modal ini untuk membeli peralatan yang menunjang pembuatan pot bunya tersebut seperti paku, tang penjempit paku, cat, dan lainnya.
Ia pun membuat pot bersama putranya di kios yang berada tepat di depan rumahnya. Marsel mengatakan bahwa awalnya pemasarannya lumayan sulit. “Saya memasarkan pot-pot tersebut dari mulut ke mulut, tapi setelah mendengar saran dari beberapa orang, saya pun mengunggah foto-foto pot tersebut ke media sosial seperti Facebook. Selain itu, saya juga memajang pot-pot di depan kios yang saya jadikan sebagai tempat pembuatan pot tersebut,” ungkap pria empat anak tersebut.
Marsel bercerita bahwa pembeli biasanya dari kalangan pengusaha dan ibu-ibu rumah tangga, salah satu pengusaha adalah Marianus Supriadi, pemilik For Resh Cafe Borong.
“Biasanya pengusaha cafe dan pengusaha bunga. Sekarang ini, pembelinya sudah berkembang. Saat ini, saya sedang mengerjakan pemesanan untuk beberapa sekolah dasar di Ruteng,” ujar dia. Ia memberitahu jika untuk harga dari kisaran Rp35.000 sampai Rp150.000.
Marsel mengatakan untuk bunga yang cocok ditanam dalam pot ban bekas adalah anggrek, lidah buaya, kuping gajah, kaktus, dan lainnya. “Sekarang ini, saya sedang mengembangkan Tabulampot (Tanaman Bunga dalam Pot) seperti jeruk, pohon Dewandaru, jambu, pepaya, dan, mangga,” ujar Marsel. Ia melanjutkan untuk pengembangbiakannya dengan cara stek, cangkok, dan tanam biji. “Untuk perawatannya, saya menggunakan pupuk kandang dan memakai POC (Pupuk Organik Cair) buatan sendiri yang berasal dari buah-buahan dan air cucian beras,” katanya.
Ia bersemangat untuk mengerjakan usahanya ini karena keluarga sangat mendukungnya. Marsel mengungkapkan ia banyak belajar dari Youtube untuk berkreasi pada potnya.
“Pencapaian terbesar dari kerja ini adalah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri,” tutur pria tinggi semampai itu. Ia memiliki harapan yang besar agar kaum muda bisa melirik bisnis kecil seperti ini sebagai contoh. “Anak muda harus memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan hal besar yang bisa mendatangkan penghasilan,” ungkap Marsel. Jika pembaca berminat dengan produk pot berbahan ban bekas ini, silakan hubungi nomor telepon: 081246629564. (Tesha Tapung)
Kupang - Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) Johni Asadoma berkunjung ke Kantor Inspektorat…
Kupang - Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dan Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma menghadiri…
Weetabula - Uskup Diosis Keuskupan Weetabula, Sumba Barat Daya, Mgr. Edmund Woga, CSsR menitipkan pesan…
Lembata - Lima penganiaya remaja HAR, 15, di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur telah ditetapkan…
Kupang - Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menyebutkan, Bendungan Lambo menjadi satu infrastruktur strategis…
Lembata - Seorang remaja di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur ditelanjangi dan diarak mengelilingi kampung…