Maumere–Warga Desa Kolesio, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur dibuat bingung dengan kematian mendadak ternak peliharaan mereka.
Kematian ternak terjadi sejak satu pekan terakhir, diduga makan limbah ikan yang dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) Wairi’i di desa tersebut.
“Setelah makan limbah ikan, ternak tiba-tiba kejang-kejang lalu mati,” kata pengelola TPA Wairi’i, Thomas Tesi.
Sampai Jumat (2/12) tercatat 333 ternak mati terdiri dari 300 babi, 30 kambing, dan tiga sapi. Sejauh ini petugas dari dinas peternakan setempat belum datang ke lokasi tersebut. Kerugian yang diderita warga terkait kematian ternak mencapai sekitar Rp500 juta.
Thomas mengatakan limbah ikan tersebut dibuang sebuah perusahaan penampung ikan yang beroperasi di Maumere. Untuk mencegah kematian ternak berlanjut, Thomas kemudian membuang limbah ikan ke sungai. Dampaknya ikan dan udang di sungai juga mati. “Saya buang kepala ikan ke kali, ternyata ikan, kepiting dan udang di sana ikut mati,” ujarnya.
Warga lainnya, Maria Sisilia mengatakan sejumlah warga di desa tersebut sudah mendatangi kantor perusahaan pembuang limbah ikan yang diketahui bernama KCBS guna melaporkan kejadian itu.
“Kami juga minta bantuan LSM Wahana Tani Mandiri untuk membantu menangani masalah ini,” kata Dia.
Maria minta pemerintah daerah setempat juga peduli terhadap persoalan yang dihadapi warga. Di antaranya melakukan uji laboratorium terhadap sampel limbah guna mengungkap racun yang terkandung dalam limbah tersebut. (mi)