Larantuka–Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah kekayaan terpendam di Indonesia.
Namun menurut Dia, selama ini terkesan kurang diperhatikan, karena manajemen pembangunan yang dinilai tidak dilakukan secara holistik dan tidak terintegrasi.
“NTT ini adalah provinsi yang sebenarnya kaya, tetapi kita selama ini tidak urus secara terintegrasi dan holistik apalagi Larantuka ini kekayaan terpendamnya NTT,” ujarnya saat mengunjungi Kabupaten Flores Timur untuk melaksanakan berbagai agenda, sekaligus memberikan sambutan di acara peresmian Kapela Bukit Doa Fatima, di Larantuka, Flores Timur, NTT, Selasa (31/10/2017).
Luhut pun memberikan gambaran, misalnya potensi komoditas garam yang dinilainya dapat menjadi andalan Provinsi NTT. Lahan garam di NTT menurut data yang dimiliki Pemerintah, dari satu hektar lahan garam bisa menghasilkan 100 ton garam, artinya bila ada 21.000 hektare lahan garam, bisa memproduksi hingga 21 juta ton garam, dan apabila dikalkulasi akan ada perputaran uang puluhan triliun.
“Saya tanya berapa ton garam yang bisa dihasilkan dari satu hektar lahan, dijawab 100 ton per hektare berarti 21.000 hektare menghasilkan 21 juta ton, berapa per ton? Rp 1 juta, berarti Rp 2,1 triliun? Tidak, tapi Rp 21 triliun. Dan ternyata per hektare tidak 100 ton, tetapi 140 ton per hektare. Kalau itu benar maka daerah ini akan menghasilkan atau akan ada perputaran uang hampir Rp30 triliun hanya dari garam,” tambahnya.
Luhut menyebutkan, masyarakat lokal pun harus mendapatkan manfaat dari potensi garam ini. Utamanya masyarakat sebagai pemilik tanah yang dijadikan lahan garam.
“Saya sudah bilang juga dengan pengusaha-pengusaha dan PT Garam, pokoknya rakyat itu yang punya lahan harus juga menikmati, jadi semua terintegrasi. Saya sudah pesan kepada semua pihak termasuk menteri Agraria dan Tata Ruang, tanah yang punya rakyat itu harus menikmati garam,” ucapnya.
Selain itu dia juga berharap, gereja, MUI, pendeta dan tokoh masyarakat untuk mengajarkan kebersihan kepada masyarakat.
“Saya tanya Pak Gubernur, turis ke NTT katanya mencapai satu juta dan mungkin tahun sekitar 1,2 juta kalau infrastruktur kita perbaiki maka 2019 akan mencapai dua juta turis,” ujarnya.
Luhut mengatakan Labuan Bajo sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata terbaik dan berharap NTT mengembangkan potensi pariwisata lainnya namun harus memperhatikan masalah kebersihan.
Bila pariwisata NTT berkembang, maka diperkirakan NTT akan menjadi provinsi kaya dengan pendapatan Rp60 triliun dari garam dan pariwisata. (gma)