Lokakarya, Kampanye Isu Sosial berbasisi Digital Oleh Mahasiswa Undana

  • Whatsapp
Foto: Beny Faofeto

Kupang – Di era digital saat ini, rasanya ruang digital tengah menjadi hulunya masyarakat abad 21 untuk meluapkan keresahan, perasaan, bahkan kehidupan pribadi yang sepatutnya tidak menjadi konsumsi publik.

Iming-iming ketenaran, keuntungan finansial, maupun kebebasan berekspresi kian dijadikan alasan sebagian warganet untuk berselancar di dunia maya.

Bahkan, dari beberapa alasan tersebut, fenomena, fakta maupun kejadian-kajdian yang terjadi dimasyarakat pun tak jarang dijadikan lahan garapan sebagian distributor media sosial saat ini.

Jika dianalisa, sepertinya alasan-alasan diatas tidak sepatutnya
membuahkan keresaan bagi sesama ruang digital.Pasalnya, media sosial pada prinsipnya memang hadir sebagai wadah untuk berinteraksi dengan cara berbagi informasi dan gagasan dalam jaringan virtual baik dalam bentuk teks, gambar, audio, dan video kepada orang lain.

Walau begitu, Imbas akibat penggunaan media sosial yang negatif seperti ujaran kebencian, cyber bullying, maupun kekerasan verbal terhadap perempuan tak luput pula kita jumpai dilayar smartphone kita belakangan ini.

Untuk itu, agenda kampanye sosial berbagai instansi pendidikan, Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) pun tak jarang menyentuh keresahan untuk menciptakan ruang digital yang aman, edukatif, indpiratif, dan jauh dari kata diskriminatif

Senada dengan keresahan tersebut, Mahasiswa Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Komunitas Film Kupang (KFK) hadir mewadahai sejumlah remaja Kota Kupang, melalui kegiatan Loka Karya dengan tajuk “Isi Sisi Isu”

Suatu keistimewaan sebagai aktor intelektual, uapaya mitigasi yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana (Undana) itu dilaksanakan dalam bentuk wokshop selama tiga (3) hari, terhitung sejak tanggal 21- 23 November 2024, kepada sejumlah Siswa/i SMA dan SMK yang tersebar di Kota Kupang. Jumat, 22 November 2024

Bagaimana tidak, inisiasi untuk menciupatak ruang digital yang sehat dan jauh dari kata diskriminasi, dalam kegiatan tersebut, para peserta dibekali dengan pengetahuan untuk memahami dan mengenali bentuk-bentuk kekerasan terharap perempuan bahkan, tips dan trik dalam mengkampanyekan kekerasan terhadap perepuan melalui media sosial.

Menurut Program Manager Lokakarya, Indah Aurelya, kegiatan tersebut diinisiasi untuk mengkampanyekan isu kekerasan terhadap perempuan, sekilgus menyambut Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 25 November mendatang.

Walau begitu, menurut Indah, kegiatan tersebut juga tidak hanya mengkampanyekan keresahan terhadap isu kekerarasan terhadap perempuan, namun mempersipkan peserta untuk terlibat aktif dalam memerangi isu tersebut melalui media sosial.

“Sebenarnya kegiatan ini kita selenggarakan untuk memperingati hari anti kekerasan terhadap perempuan, dan kemudian melakukan literasi digital terhadap remaja terkait kekerasan terhadap perempuan,” ucapnya.

Selain itu, menurutnya, kampanye terhadap isu-isu sosial di media digital mesti dilakukan dengan cara yang tepat dan benar, jika tidak maka akan berakibat fatal dan menciptakan keresahan bagi sesama penggunan.

“Selain kampanye terhadap kekerasan terhadap perempuan, kita juga fokos ke literasi digital karena, kalau mereka sudah punya kemampuan untuk mengkampanyekan sesuatu dengan cara yang benar dan keratif di dunia digital maka, tentunya isu apa saja pasti mereka bisa “ tambah mahasiswi yang akrab di sapa Aurel. (Beny)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *