Foto PLN
Kupang – Masyarakat yang bermukim di desa-desa di Kecamatan Amfoang Selatan dan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT segera menikmati listrik 24 jam.
Selama ini masyarakat di wilayah itu menikmati listrik hanya selama 12 jam, yakni Desa Fatumetan, Leloboko, Oelbanu, Oh’aem, dan Kelurahan Lelogama di Kecamatan Amfoang Selatan, serta warga Desa Fatumonas, Binafun, Bonmuti, dan Bitobe, Kecamatan Amfoang Tengah.
PLN juga sudah membangun jaringan hingga desa-desa di dua kecamatan tersebut ntuk mendukung pembangunan observatorium di Gunung Timau.
Selain itu, PLN UPPK (Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan) Kupang telah berhasil melakukan komisioning test jaringan listrik yang dikerjakan di jalur trans Bokong -Lelogama, di Desa Kauniki, Kecamatan Takari dan Desa Oh’aem 2. Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang pada Senin,8 Juni 2020.
Jaringan listrik ini nantinya akan mencakup seluruh dusun dari Desa Kauniki dan Ohaem 2 demi percepatan penyalaan 24 jam jaringan listrik Sistem Lelogama.
Dengan beroperasinya jaringan ini nantinya sistem Lelogama yang melistriki Kecamatan Amfoang Selatan dan Amfoang Tengah, akan disuplai dari sistem kelistrikan PLN ULP So’e melaui penyulang Batu Putih yang bersumber dari Gardu Induk Nonohonis. Ke depan, di daerah ini akan dibangun fasilitas observatorium terbesar di Indonesia milik Lapan di Gunung Timau menjadi babak baru keantariksaan Indonesia.
Kawasan ini akan menjadi lokasi yang tepat bagi LAPAN sebagai lokasi pembangunan Observatorium Nasional penganti Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat.
“Kami merasa bersyukur, sedikit lagi listrik kami sudah bisa dinikmati 24 jam menyala, karena kabel dari Desa Hueknutu sudah sampai ke sini. Kami berharap setelah listrik menyala 24 jam nanti kami punya kulkas bisa menyimpan es satu hari penuh,” kata Dedi Pairikas, 38, warga Kelurahan Lelogama.
Manager UP2K Kupang, R Cahyo Gunadi menjelaskan, pembangunan jaringan listrik desa bertujuan mempercepat interkoneksi listrik antara jaringan listrik sistem Lelogama dengan jaringan Batu Putih yang disuplai dari Sistem Kelistrikan So’e.
Jaringan listrik desa di Desa Kauniki dan Desa Ohaem 2 dengan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 16,864 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dengan jarak 13,171 kms serta total Gardu mencapai 100 kVA. Selain itu tujuan percepatan 24 jam sistem Lelogama ini juga untuk penyediaan listrik bagi fasilitas observatorium tersebut.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT (UIW), Ignatius Rendroyoko mengatakan PLN terus berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik hingga ke pelosok negeri.
“Di tengah pandemi covid-19, kami terus bergerak dan hingga Mei 2020, PLN sudah berhasil melistriki 69 desa dan semua pembangunan jaringan ini juga bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di NTT. Hingga April 2020, rasio elektrifikasi sudah mencapai 86,26%, dan rasio desa berlistrik hingga Mei 2020 sudah mencapai angka 93,32 persen,” pungkas Rendroyoko. (pln)
Kupang - Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menyebutkan, Bendungan Lambo menjadi satu infrastruktur strategis…
Lembata - Seorang remaja di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur ditelanjangi dan diarak mengelilingi kampung…
Kupang - Mobil Campervan milik suami-istri, Jhon dan Riana, yang dilempari batu oleh dua pemuda…
Kupang - Polisi menangkap dua pemda yang melempar batu ke mobil campervan milik pasangan traveler…
Kupang - Wings Air mengumumkan kembali menerbangi rute Kupang-Rote, pp, setelah menutup rute ini pada…
Labuan Bajo - Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus melalui sales area retail wilayah NTT melakukan…