Kupang – Rasio elektrifikasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) meningkat sebesar 32,17% selama lima tahun terakhir, yakni dari 2017-2022.
Pada Mei 2017, rasio elektrifkasi di NTT tercatat sebesar 59,85%, sedangkan pada Mei 2022 rasio elektrifikasi sudah mencapai 92,02%.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Agustinus Jatmiko mengatakan secara bertahap, PLN terus membangun infrastruktur kelistrikan pada seluruh desa-desa di seluruh wilayah NTT, misalnya selama semester I 2022, PLN berhasil melistriki 33 desa dan 12 dusun terpencil.
Hal itu sebagai bukti komitmen PLN hadir sampai wilayah terpencil sesuai dengan tujuan PLN melistriki sampai pelosok negeri. “Tugas PLN tak hanya mengalirkan listrik, tetapi juga menjaga daya beli masyarakat melalui tarif listrik yang terjangkau,” kata Agustinus Jatmiko, Senin (24/7/2022).
Demi menjaga daya beli masyarakat, daya saing sektor industri dan bisnis, mengendalikan inflasi, serta memperkuat stabilitas perekonomian nasional, penyesuaian tarif hanya diberlakukan kepada rumah tangga mampu, dan untuk di NTT berjumlah 21 ribuan pelanggan atau 2,2% dari total 1 juta pelanggan PLN.
Selain itu, golongan pemerintah yang berjumlah 8 ribuan pelanggan atau 0,8%. Selama ini, bantuan Pemerintah diberikan untuk semua golongan tarif pelanggan, dalam bentuk subsidi maupun kompensasi. Jumlah subsidi listrik PLN selama 2017-2021 sebesar Rp243,3 triliun dan kompensasi sebesar Rp94,17 triliun. (*/pln)
Kupang – Universitas Nusa Cendana (Undana) resmi menjadi tuan rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18…
Kupang - Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur NTT pada 23 Oktober 2024 malam…
Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…
Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…
Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…
Kupang - Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…