Categories: Hukum

KPK Minta Marianus Sae Terbuka

Kupang–Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang minta Bupati Ngada Marianus Sae dan tersangka lainnya yang ditangkap terkait kasus dugaan suap, terbuka dan kooperatif terhadap penyidik.

“Buat KPK kalau dua bukti cukup dan mereka sudah diproses, akan lebih baik kalau Dia (Marianus Sae) terbuka. memberikan penjelasan kerena memang KPK cukup hati-hati dalam melakukan penindakan. Kalau terbuka, prosesnya akan lebih sederhana,” kata Saut Situmorang kepada wartawan seusai menjadi pembicara dalam Festival Puisi Antikorupsi di Taman Deadari, Kelurahan Sikumana, Kota Kupang, Jumat (23/2/2018).

Menurut Saut, jika Marianus Sae memberikan penjelasan secara terbuka terkait kasus yang dialaminya, proses persidangan juga akan lancar. Hakim akan memutuskan tersangka sudah menyesal, dan akan berubah menjadi baik. “Banyak orang yang setelah keluar penjara menjadi lebih baik. Yang penting kan berubah. Hukum tidak boleh mendendam, tetapi harus mendidik,” ujarnya.

Menurutnya selama ditahan dan menjalani proses pemeriksaan, calon gubernur NTT yang diusung PDI Perjuangan dan PKB itu dalam kondisi sehat. Saat ini penyidik KPK sedang mendalami peran orang-orang yang ditangkap bersama Marianus.

Pada operasi tangkap tangan (OTT) 11 Februari 2018, Marianus ditangkap bersama Ketua Tim Penguji Psikotes Calon Gubernur NTT Ambrosia Tirta Santi di Surabaya, Jawa Timur. Pada saat yang sama, tim kedua KPK menangkap Ajudan Marianus Sae, Dionesisu Kila di Kupang.

Selanjutnya tim ketiga menangkap Direktur PT Sinar 99 Permai Wilhelmus Iwan Ulumbu dan Pegawai Bank BNI cabang Bajawa, Petrus Pedulewari di Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada. Dia diduga menerima suap proyek jalan senilai Rp54 miliar.

Menurutnya penangkapan Marianus Sae tidak tidak ada unsur politik, tetapi lebih kepada hukum. “KPK selalu berupaya siapa yang kita bawa tidak ada urusan dengan politik. Bisa ditantang, bisa dichek balance,” katanya.

Saut mengatakan KPK akan massif melakukan pencegahan dan penindakan korupsi di seluruh Tanah Air, namun akan lebih fokus kepada daerah-daerah di timur Indonesia. Salah satu tujuannya menurunkan indeks persepsi korupsi Indonesia yang saat ini stagnan di angka 37. “Kalau tidak, orang asinag bilang, kok susah banget ya orang Indonesia berubah,” tandasnya. (sumber: mi/palce amalo)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Hilang Terseret Banjir di Manggarai, Kakek 70 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa

Dahlan, kakek berusia 70 tahun asal Desa Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng Kabupaten Manggarai Barat,…

7 hours ago

Indosat Perkuat Konektivitas Sepanjang Jalur Mudik Lebaran

Kupang - Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) berkomitmen mendukung kelancaran komunikasi pelanggan di seluruh…

7 hours ago

Lewat KUB, Bank NTT dan Bank Jatim Perkuat Kolaborasi Menuju Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan

Kupang - Sebagai bagian dari upaya memperkuat pertumbuhan bisnis dan meningkatkan daya saing di era…

10 hours ago

Wagub NTT Kunjungi Pasar Lili, Dibangun Tahun 2019 Belum Dimanfaatkan Pedagang

Kupang - Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma mengunjungi bangunan Pasar Baru Lili di Desa Camplong,…

13 hours ago

Indosat Perkuat Sinyal Selama Libur Idulfitri

Kupang - Jelang periode mudik lebaran 2025, Indosat luncurkan "Unparalleled Network Services Guaranteed" yang merupakan…

1 day ago

Hari Bakti Rimbawan, Wagub NTT Johni Asadoma Tanam Pohon

Kupang - Wakil Gubernur (Wagub) NTT Johni Asadoma menanam pohon seusai memimpin upacara peringatan Hari…

1 day ago