Malang – Korban tewas akibat kerusuhan pasca laga Arema dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) bertambah dari sebelumya 153 orang menjadi 187 orang.
Identitas 18 korban di antaranya belum diketahui karena mereka tidak memiliki kartu identitas. Di antara para korban ada yang meninggal di stadion dan rumah sakit. Dari ratusan korban meninggal, dua orang di antaranya anggota polisi.
Dikutip dari akun Instagram @gardudarevolution.id, update terbaru hingga kini ada 187 jumlah orang korban meninggal dunia. ‘Data terakhir dari kawan Relawan Komunitas Peduli Malang, jumlah korban meninggal 187 orang,” tulis akun tersebut.
Kekalahan Arema Malang dengan skor 2-3 memicu aksi suporter masuk ke dalam lapangan. Aksi ini lantas dibalas dengan tindakan pengamanan polisi yang terpaksa mengeluarkan gas air mata. Padahal, penggunaan gas air mata dilarang oleh Persatuan Sepak Bola Internasional (FIFA).
Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta kepada Kapolri Jenderal Listyo SIgit Prabowo menyampaikan kronologi kejadian perkara,
Pada pukul 21.58, pascapertandingan, para pemain dan staf dari Persebaya Surabaya masuk ke dalam kamar ganti sembari dilempari dengan botol air mineral oleh para pendukung Arema dari tribun. Setelah itu, pada pukul 22.00, giliran para pemain Arema FC yang bergegas untuk masuk menuju kamar ganti.
Di saat bersamaan, suporter Arema memaksa masuk ke lapangan dan menyerang pemain serta staf Arema. Petugas keamanan pun langsung membawa serta melindungi pemain dan staf.
Karena jumlah pendukung yang masuk ke dalam stadion semakin banyak, dan berdasarkan laporan bertindak secara agresif kepada para petugas keamanan, lalu diambil tindakan untuk menembakkan gas air mata ke arah suporter dan ke arah tribun penonton.
Setelah tembakan gas air mata tersebut, para suporter berbondong-bondong keluar melalui pintu yang sama. Insiden himpit-himpitan ini juga yang disinyalir menjadi penyebab utama kematian dalam tragedi Kanjuruhan tersebut. Lalu, pada pukul 22.30, aksi massa yang semakin besar di luar stadion memaksa para pemain dan staf Persebaya dipindahkan menggunakan rantis dan pengawalan.
Namun, laporan polisi menyebut, suporter Arema menaruh pagar besi pembatas di jalur sebelum pintu keluar stadion.
Dalam situasi tersebut, para pendukung Aremania juga merusak 2 unit Mobil Patwal Satlantas dan membakar 1 unit Truk Brimob dan 2 unit Mobil di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan.
Bentrokan di luar stadion juga tidak dapat dihindari, gas air mata juga ditembakkan pada saat itu. Korban dari pihak keamanan dan suporter dibawa ke Rumah Sakit di wilayah Kepanjen antara lain RS Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada dan RS lain dengan menggunakan kendaraan ambulance, truk Polres Malang, truk Yon Zipur 5 Kepanjen, truk Kodim dan kendaraan lainnya.(mi)
Labuan Bajo - Di tengah pesatnya perkembangan pariwisata dan permintaan energi listrik yang terus meningkat…
Jakarta - Gubernur NTT Terpilih, Melki Laka Lena, terus membangun sinergi untuk membangun NTT. Yang…
Lembata - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) menyalurkan bantuan program…
Denpasar - Jurnalis Kompas.com wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Sigiranus Marutho Bere, meraih juara satu…
Jakarta - Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo kembali dinobatkan sebagai CEO of The…
Kupang - Kuimasi merupakan salah satu dari 9 desa di Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa…