Humaniora

Korban Meninggal Akibat Rabies di Kabupaten Kupang Bertambah jadi 4 Orang

Kupang – Jumlah korban meninggal akibat gigitan anjing yang terinveksi virus rabies di kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah jadi 4 orang.

Data yang diperoleh lintasntt.com dari kepala bidang (Kabid) kesehatan hewan (Keswan) Dinas peternakan (Disnak) Kabupaten Kupang, Yosep Paulus, Minggu (21/7) malam, domisili korban meninggal tersebar di Kecamatan Amarasi Selatan, Fatuleu dan Amabi Oefeto Timur (AOT).

Korban tewas pertama yang terdata adalah Arison Subu (15) siswa SMP asal Desa Sahraen kecamatan Amarasi Selatan. Arison meninggal Juni kemarin.

Korban meninggal lainnya yakni Yunus Tenis (44) warga desa Nunmafo kecamatan Amabi Oefeto Timur (AOT). Yunus meninggal 21 Juli 2024 setelah digigit tanggal 14 Mei di Desa Oemofa.

Kemudian Arince Baok-Neolaka warga Desa Muke, Kecamatan AOT juga meninggal setelah digigit anjing tanggal 2 Mei 2024.

“Ibu Ariance Baok Neolaka tidak mau ke Puskesmas, 1 bulan kemudian merasa sakit dan keram di bagian yang digigit. Hari Jumat, 12 Juli 2024 jam 11 siang, ibu Arince menunjukkan gejala muntah, keluar lendir, takut air, takut udara dan gelisah serta kesulitan menelan. Hari Sabtu, 13 Juli 2024, ibu Ariance di bawa ke Puskesmas namun dalam perjalanan meninggal dunia,”Demikian disampaikan Kabid Yosep Paulus, lewat WhatsApp Minggu (21/7) malam.

Satu Korban tewas yang teridentifikasi disnak Kupang berasal dari desa Silu kecamatan Fatuleu adalah Gerald Koa. “Gerald Koa berumur 6 tahun digigit Anjing sekitar awal bulan Mei 2024. Tanggal 17 Juni 2024 meninggal dunia dan dikuburkan tanggal 19 Juni 2024. Sebelum meninggal menurut pengakuan masyarakat korban menunjukkan gejala Rabies,”ungkap Yosep Paulus.

Kadis Kesehatan kabupaten Kupang, Joel Laitabun pekan kemarin mengatakan pemkab Kupang telah menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies di kabupaten Kupang karena sudah ada korban meninggal.

Meski sudah berstatus KLB namun diakui Vaksin Anti Rabies (VAR) untuk manusia tidak tersedia di dinas kesehatan Kupang. Sementara VAR untuk hewan /anjing kata Kabid Yosep Paulus, hanya tersisa sekitar 2.000-an yang tersedia di Disnak.

Elfrid Veisel Saneh, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Kupang berharap pemkab Kupang lebih Intens dalam upaya pengadaan Vaksinasi Anti Rabies. “Bila perlu dilakukan dengan Kolaborasi dengan Pihak ketiga Karena Belum dianggarkan serius oleh BPBD dan Dinas Peternakan serta Dinkes Hilangkan ego Sektoral, ini kejadian Luar Biasa,” katanya. (Jmb)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

BPMP NTT Dorong Kolaborasi Dinas Pendidikan dan Dinas Koperasi Manfaatkan Platform SIPlah

Kupang - Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Nusa Tenggara Timur (BPMP NTT) menggelar konferensi pers yang…

8 hours ago

Survei Terkini Jelang Pilgub NTT, Melki-Johni Unggul Jauh dari SPK dan Ansy

Jakarta - Lembaga Survei Indonesia Development Monitoring (IDM) merilisi hasil survei terkininya terkait elektabilitas pasangan…

13 hours ago

Di Hadapan Ribuan Warga, Melki Laka Lena Tegaskan Tidak Ada Daerah yang Bisa Maju Tanpa Dukungan Pusat

Kupang - Ribuan warga Kota Kupang menghadiri konsolidasi pemenangan Melki-Johni di Hotel Ima, Kota Kupang,…

14 hours ago

Melki Bagikan Tips Memilih Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Jangan Percaya yang Jualan Suku

Kupang - Cagub NTT Nomor Urut 2 Melkiades Laka Lena membagikan tips memilih gubernur dan…

17 hours ago

Sambil Acungkan Dua Jari, Ratusan Gen Z Goyang Zumba Bersama Johni Asadoma

Kupang - Ratusan Generasi Z Sahabat Johni Asadoma meramaikan goyang Zumba di area Car Free…

17 hours ago

Setelah 15 Tahun dan Dua Presiden, Bisakah Prabowo Tuntaskan Pencemaran Laut Timor dan Pulau Pasir?

Jakarta - Pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto mendapat apresiasi dari masyarakat Indonesia, terutama…

20 hours ago