Kupang – Tim PKM dari Program Studi (Prodi) Teknik Pertambangan Fakultas Saint Tekhnologi (FST) Undana Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan USAID Iuwash Tangguh, melakukan sosialisasi tentang Pentingnya Data Hidrogeologi untuk Konservasi Mata Air dan Bentang Alam Karst di Desa Baumata dalam Menghadapi Perubahan Iklim.
Kegiatan sosialisasi tersebut berlangsung Kamis (12/9) di balai desa Baumata kecamatan Taebenu kabupaten Kupang yang dihadiri sejumlah akademisi Universitas Nusa Cendana, Dr.Hery Kota mewakili FST Undana, Noni Banunaek,ST,MT, Ardy mewakil USAID Iuwash Tangguh, pihak BMKG Stasiun Klimatologi, PDAM Kabupaten Kupang, BBKSDA NTT, DLH Kabupaten Kupang, pihak BP4D Kabupaten Kupang, serta lembaga swadaya masyarakat Desa Baumata.
Peneliti geologi dari FST Undana Kupang Noni Banunaek, ST., MT., selaku Koordinator Program Studi Teknik Pertambangan, sekaligus Ketua Pengabdian Masyarakat menyampaikan dalam konteks perubahan iklim yang semakin mendesak, pentingnya pengelolaan sumber daya air menjadi lebih nyata dari sebelumnya.
Wilayah karst Baumata, dengan keanekaragaman ekosistemnya, tidak hanya menghadapi tantangan dari perubahan iklim, tetapi juga memerlukan perhatian terhadap konservasi mata airnya.
Karena itu Tim PKM Prodi Teknik Pertambangan bekerja sama dengan USAID Iuwash Tangguh, melakukan kegiatan tersebut. Desa Baumata yang merupakan desa binaan Fakultas Sains dan Teknik Undana.
Kepala BP4D Kabupaten Kupang, Juhardi D. Selan, S.STP., dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan harapan pemkab Kupang kepada masyarakat agar mampu bersama-sama menjaga sumber daya air di Baumata.
“Kami berharap agar masyarakat mampu bersama-sama menjaga sumber air yang ada. Karena air merupakan sumber kehidupan, khususnya bagi kita orang Timor, dimana ada mata air, maka disitulah peradaban dan sumber kehidupan dimulai.” katanya.
Dikatakan Keberhasilan konservasi sumber daya air karst di Baumata memerlukan kolaborasi lintas sektoral yang melibatkan akademisi dari Universitas Nusa Cendana, USAID Iuwash Tangguh, BMKG Stasiun Klimatologi NTT, PDAM Kabupaten Kupang, BBKSDA NTT, DLH Kabupaten Kupang, BP4D Kabupaten Kupang, serta lembaga swadaya masyarakat Desa Baumata, sebagai solusi inovatif untuk inisiasi kolaboratif dalam pengelolaan sumber daya air.
Disampaikan data hidrogeologi memainkan peran penting dalam pengelolaan sumber daya air, terutama di daerah karst seperti Baumata. Ini mencakup aspek-aspek seperti kualitas dan kuantitas air tanah, pola aliran, serta hubungan antara air permukaan dan bawah tanah.
Noni Banunaek, ST., MT. menyajikan data hasil penelitiannya tahun 2023 lalu bahwa Desa Baumata dan sekitarnya memiliki sumber daya air sebanyak dua titik mata air untuk melayani Kabupaten Kupang dan sebagian Kota Kupang, dengan debit mata air Baumata sebesar 321 liter /detik pada ketinggian 224 mdpl, ada pula mata air Bonen yang dipompakan menuju reservoir yang kemudian dialirkan untuk membantu mata air Baumata, serta masih ada 20 (dua puluh) mata air lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya air.
Alpianus Palute, S.Tr., Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG NTT menyampaikan, perubahan iklim telah membawa dampak signifikan terhadap pola curah hujan danc urah hujan dan suhu, yang pada akhirnya mempengaruhi ketersediaan air di wilayah karst.
Rustandi, S.ST., selaku Koordinator Resort Baumata Seksi Konservasi Wilayah II BBKSDA NTT juga menyampaikan bahwa terdapat gangguan kawasan konservasi yaitu pemanfaatan hutan yang tidak sesuai dengan fungsinya, sering terjadinya kebakaran, rentang waktu musim kemarau yang semakin panjang, serta penggunaan air yang berlebihan oleh masyarakat juga menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas mata air Baumata.
Data hidrogeologi sangat penting untuk membuat skenario dan menerapkan langkah-langkah mitigasi yang sesuai. Namun belum ada data hidrogeologi yang kontinyu tentang pola data curah hujan yang dihubungkan dengan debit mata air di daerah Baumata.
Penelitian tentang hubungan data debit mata air dengan curah hujan pernah dilakukan oleh Aquater pada Tahun 1992, dan belum dilakukan pengambilan data lebih lanjut hingga saat ini. Oleh karenanya, melalui kegiatan PKM ini, Prodi Teknik Pertambangan juga memberikan bantuan alat pengukur curah hujan berupa ombrometer, alat pengukur debit air berupa flowmeter, serta alat pengukur kualitas air berupa water quality tester, yang diserahkan langsung kepada perwakilan PDAM Kabupaten Kupang dan perwakilan BBKSDA NTT.
Menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, penting bagi semua pihak untuk berkomitmen dalam pengumpulan dan pemanfaatan data yang tepat.
Dengan kolaborasi yang erat antara masyarakat, pemerintah, dan sektor terkait, masa depan sumber daya air di Desa Baumata dapat dimitigasi, sekaligus memperkuat ketahanan ekosistem lokal.
Karena itu, langkah-langkah yang diambil hari ini akan menentukan kesehatan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di masa depan. (Jmb)