Kupang—Dalam rangka penyebarluasan dan peningkatan pemahaman informasi iklim ke berbagai pihak, BMKG telah melakukan berbagai cara, salah satunya melalui “Sekolah Lapang Iklim (SLI). Khusus untuk para petani diadakan SLI tahap 3.
SLI tahap 3 berskala kelompok yan g merupakan tahap pemasyarakatan SLI kepada kelompok tani yang dilaksanakan dengan sistem sekolah di lapangan. Hal ini dikatakan Ketua Panitia SLI 3, yang juga Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang, Apolinaris S. Geru, SP, M.Si.
Menurutnya, kegiatan SLI tahap 3 ini bertujuan menigkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memanfaatkan informasi iklim di wilayah kerja guna melakukan antisipasi dampak fenomen iklim ekstrim.
Kegiatan SLI tahap 3 ini bertemakan “Efisiensi Penggunaan Air untuk Tanaman Jagung di saat Keterbatasan Curah Hujan Akibat Fenomen El Nino. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu musim tanam, yaitu pada musim tanam 2016 (awal Maret- akhir Juni 2016). SLI tahap 3 dibuka pada tanggal 7 Maret 2016 dan ditutup (field day) tanggal 24 Juni 2016.
Kegiatan ini dilaksanakan di Kelompok Tani Kawastuan, Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 25 orang dengan jumlah narasumber 9 orang dari BMKG Staklim Lasiana, PPL dan POPT Kabupaten Kupang. Luas lahan yang dijadikan sebagai lahan percobaan SLI tahap 3 ini adalah 80 m x 60 m.
Luasan ini dibagi menjadi 2 sub petak dengan luasan 40 m x 20 m. Sub petak 1 ditanami jagung varietas hibrida dan sub petak 2 ditanami varietas lamuru. Lahan percobaan ini dilengkapi dengan sangkar Meteo untuk mengamati suhu dan kelembapan udara, observatorium dan 4 penakar hujan sederhana untuk mengukur curah hujan serta sawung tempat belajar.
Mesti Direplikasi
Hadir pada saat penutupan SLI tahap 3 ini, Ketua Komisi V DPR RI, Fary Francis, yang juga beberapa waktu lalu hadir saat pembukaan SLI tahap 3 ini. Dalam sambutannya, wakil rakyat Dapil NTT 2 ini mengapreasiasi program SLI dan keterlibatan kelompok tani Kawastuan.
“Ini kegiatan yang sangat bagus. Mesti direplikasi oleh daerah-daerah lain di Kabupaten Kupang. Saya akan sampaikan kepada Bupati. Melalui kegiatan ini, petani-petani kita akan mengerti dan paham memanfaatkan informasi iklim di wilayah masing-masing sehingga bisa mengatisipasi dampak fenomen ilkim ekstrim,” ujarnya.
Menurut Ketua Ketua Komisi V DPR RI ini, wilayah NTT yang rentan dengan iklim ekstrim seperti el nino, perlu mengaplikasikan program ini.
“Ini terobosan yang sangat bagus. Sebagai Ketua komisi saya akan dorong teman-teman di Komisi V untuk mendukung program ini. Yang jelas Komisi V mendukung program yang berpihak pada petani-petani. Kita minta untuk tahun depan lokasi SLI-nya ditambah agar para petani mendapat pemahaman dan keterampilan mengenai informasi iklim.” ujarnya. (gma)
Kupang - Gubernur dan Wakil Gubernur NTT terpilih, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma…
Kupang - KPU NTT menggelar rapat pleno terbuka penetapan calon gubernur dan calon wakil gubernur…
Kupang - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur melalui Persekutuan Rohani…
Kupang - Wakil Gubernur NTT terpilih Johni Asadoma menyapa disabilitas mengunakan bahasa isyarat saat menyampaikan…
Kupang - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) terpilih, Johni Asadoma merayakan ulang tahunnya yang…
Kupang - KPU Nusa Tenggara Timur (NTT) akan melaksanakan pleno penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur…