Madiun: Selama ini, Indonesia masih impor gerbong dari luar negeri karena PT Industri Kereta Api (INKA) belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Karenanya, Komisi V DPR mendorong peran serta PT Industri Kereta Api (INKA) dalam memenuhi kebutuhan transportasi kereta api dalam negeri.
“Kondisi seperti ini harus segera disikapi dan perlu terobosan-terobosan agar PT INKA mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, bahkan mengekspor produknya ke luar negeri,” jelas Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR Fary Djemy Francis saat meninjau PT INKA di Madiun, Jawa Timur, Kamis (21/4/2016).
Menurut Fary, Komisi V DPR fokus pada sektor safety dan security terhadap produk-produk gerbong maupun lokomotif yang dihasilkan PT INKA. Hal ini penting, untuk bisa meyakinkan jajaran Kementerian Perhubungan bahwa PT INKA sudah mampu memproduksi kereta dengan kualitas dunia.
“PT INKA harus mendunia!” dukung anggota Komisi V Soehartono yang turut serta dalam kunjungan. Sebagai putra daerah, dirinya merasa terpanggil untuk ikut mengangkat peran PT INKA di tingkat nasional, bahkan dunia.
“Sebagai industri nasional strategis, PT INKA harus didukung semua elemen bangsa ini. Kalau bukan kita yang memulai memakai produk kreasi kebanggaan anak bangsa, siapa lagi?” tegas Soehartono.
Tantangan Komisi V DPR disambut antusias Direktur Utama PT INKA R Agus H Purnomo. MEnurutnya, beberapa tahun terakhir PT INKA sudah berhasil memenuhi pesanan dari beberapa negara tetangga.
Pada 2015, Bangladesh memesan 150 unit kereta penumpang dengan nilai proyek Rp900 miliar. Proyek tersebut masih dikerjakan hingga sekarang.
PT INKA juga mendapat pesanan dari KAI berupa empat train set untuk K1 dengan nilai kontrak Rp215 miliar yang akan digunakan untuk angkutan lebaran 2016. “Kami sudah mampu memproduksi kereta api dengan komponen lokal mencapai 70 persen, dengan waktu produksi enam sampai tujuh bulan untuk jenis kereta penumpang,” pungkas Agus optimis. (sumber: metrotvnews.com)