KKP Bangun Cold Storage dan Pendaratan Ikan di NTT

  • Whatsapp
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Eddy Prabowo Menyerahkan bantuan untuk masyarakat di Kupang Barat, Jumat (28/8). Foto: lintasntt.com

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Eddy Prabowo menyebutkan potensi sektor perikanan di Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat besar, namun belum dimanfaatkan secara maksimal.

Untuk itu, KKP berkomitmen membangkitkan sektor perikanan di daerah itu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan di masyarakat dan untuk kebutuhan ekspor.

Read More

“Perikanan tangkap kita luar biasa besar, tetapi masih banyak dukungan pendaratan ikan dan cold storage. Ikan tidak perlu dikasih makan tinggal ditangkap saja. Potensi pasar besar di Timor Leste dan Australia. Kami siap mendukung itu,” katanya saat memberikan sambutan dalam kunjungannya ke di Desa Lifuleu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT, Jumat (28/8) petang.

Di desa tersebut, Menteri Eddy melakukan penanaman karang dan rumput laut, serta membagikan bantuan kepada petani dari sejumlah desa.

Menurutnya, potensi sektor kelautan yang sangat besar menjadi peluang untuk membangun ekonomi NTT. “Kami yakin pembangunan memulai dari laut dan ekonomi NTT akan jauh lebih baik,” tandasnya. Jika sektor pertanian sudah maju, ekspor ikan dan hasil laut lainnya seperti rumput laut bisa dilakukan langsung Kupang.

Menurutnya, KKP juga akan membentuk unit pelaksana teknis (UPT) yang menangani pemijahan dan pembenihan ikan mulai dari ikan air tawar dan ikat laut, serta rumput laut. “Budidaya ikan tidak ada lagi antara tangkap sama budidaya berjalan sendiri-sendiri karena tangkap itu tidak sepanjang tahun karena ombak laut sehingga dia bisa mengolah budidaya,” katanya.

Begitu juga tambak udang dinilai sangat tepat dikembangkan di NTT. Menurutnya, dalam setahun udang bisa menghasilkan pendapatan sampai Rp1 miliar, mengunakan metode yang sudah ditemukan oleh KKP. “Metode yang kita sudah temukan dan ini tinggal waktu saja,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Eddy Prabowo menyerahkan bantuan beasiswa pendidikan bagi 158 taruna dan taruni Politeknik Kelautan dan Perikanan sebesar Rp2,88 miliar atau Rp18 juta per orang.

Bantuan CSR sebesar Rp100 juta kepada kelompok sadar wisata Desa Lifuleo berupa pembangunan lopo atau sarana tempat berteduh, dan CSR senilai Rp100 juta berupa benih rumput laut kepada Desa Lifuleo. Selain itu, bantuan benih rumput laut Euchema senilai Rp400 juta kepada empat kelompkok dari Desa Tesabela, Kuanheun, Tablolong dan Oenaek
.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan saat ini NTT sedang membangun sektor perikanan termasuk menyiapkan pasar bagi hasil-hasil perikanan. “Tentu kami juga mendukung seluruh program sektor kelautan dan perikanan di NTT,” ujarnya. (mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *