Categories: Humaniora

Kenali Gejala, Efikasi dan Efek Samping Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Jakarta – Indonesia telah menerima 1.113.600 vaksin AstraZeneca melalui skema COVAX dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dengan demikian, ada dua vaksin covid-19 yang digunakan di Indonesia yakni AstraZeneca buatan Oxford-AstraZeneca, dan Sinovac dari Cina.

Berikut, gejala, efiksi dan efek samping dua vaksin tersebut.

1. Teknologi vaksin

Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca-Oxford adalah vaksin vektor adenovirus simpanse.  Ini berarti bahwa tim pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse, dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.

Virus yang dimodifikasi ini membawa sebagian dari Covid-19 coronavirus yang disebut protein spike, bagian menonjol seperti paku yang ada di permukaan virus corona SARS-CoV-2.

Saat vaksin dikirim ke sel manusia, ini memicu respons kekebalan terhadap protein spike, menghasilkan antibodi dan sel memori yang akan mampu mengenali virus penyebab Covid-19.

Vaksin vektor adenovirus telah dikembangkan sejak lama, khususnya untuk melawan malaria, HIV, dan Ebola.

Vaksin Sinovac

Sementara vaksin yang dibuat Sinovac menggunakan inactivated virus atau virus utuh yang sudah dimatikan.

Tujuannya adalah memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius. Metode inactivated virus adalah metode yang sering dipakai dalam pengembangan vaksin lain seperti polio dan flu.

2. Efikasi

Vaksin AstraZeneca

Pada makalah yang diterbitkan pada Januari, penulis menjelaskan bahwa vaksin menawarkan perlindungan 64,1 persen setelah setidaknya satu dosis standar. Selain itu, efikasi jika diberikan dalam dua dosis adalah 70,4 persen.

Lalu pada orang yang meminum setengah dosis kemudian satu dosis penuh efikasinya 90 persen. Komite Vaksin memperkirakan dari tiga minggu hingga 9-12 minggu setelah penyuntikan pertama, vaksin dapat mencegah sekitar 70 persen kasus penyakit serius.

Vaksin Sinovac

Efikasi vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech berdasarkan uji klinis fase ketiga di Indonesia sebesar 65,3 persen. “Vaksin Sinovac yang diuji di Indonesia hasilnya per tanggal 9 Januari 2021 memiliki keamanan baik, imunogenesitas 99 persen, dan efikasi vaksin 65,3 persen,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil.

Selain Indonesia, Turki dan Brasil juga sudah mengumumkan. Di Turki efikasi Sinovac mencapai 91,25 persen dan Brasil sebesar 50,4 persen. Hasil ketiga negara berbeda-beda karena pengaruh karakteristik subjek ujinya, menurut ahli alergi dan imunologi Iris Rengganis.

3. Efek samping

Vaksin AstraZeneca

Dilansir www.gov.uk, dalam uji klinis vaksin AstraZeneca, sebagian besar efek samping yang dirasakan dalam kategori ringan hingga sedang. Kebanyakan efek samping hilang dalam beberapa hari, tapi ada juga yang sampai seminggu setelah vaksinasi. Efek samping yang sangat umum (dialami lebih dari 1 pada 10 orang):

Nyeri, gatal, atau memar di area suntikan Merasa lelah Menggigil atau demam Sakit kepala Mual Nyeri sendi atau nyeri otot Efek samping umum (memengaruhi 1 dari 10 orang):

Bengkak, kemerahan, atau muncul benjolan di tempat suntikan Demam Muntah atau diare Gejala mirip flu seperti demam, radang tenggorokan, pilek, batuk.

Efek samping jarang (memengaruhi 1 dari 100 orang): Napsu makan menurun Sakit perut Kelenjar getah bening membesar Keringat berlebih Kulit gatal atau ruam

Vaksin sinovac

Pada vaksin Sinovac, efek samping yang dialami ringan hingga sedang. Setelah vaksinasi, kebanyakan orang merasakan nyeri di sekitar tempat suntikan.

Efek samping yang paling banyak terjadi adalah gatal dan mengantuk.

4. Penyimpanan Vaksin

AstraZeneca

Penyimpanan vaksin AstraZeneca dinilai tak rumit, karena tidak membutuhkan suhu dingin yang ekstrem seperti beberapa jenis vaksin lainnya. Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca tidak memerlukan pembekuan pada suhu minus 70 derajat. Vaksin bisa disimpan di lemari es standar dengan suhu berkisar 2-8 derajat celcius, dan tetap bertahan selama enam bulan. Hal ini akan memudahkan proses distribusi vaksin ke daerah-daerah sasaran penerima vaksin.

Vaksin Sinovac

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac hanya membutuhkan penyimpanan dalam lemari es, dengan standar suhu 2-8 derajat celcius, dan dapat bertahan hingga 3 tahun lamanya. (kompas.com)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Telkomsel Sambungkan Senyuman Ajak Pelanggan Tukar Telkomsel Poin dan uCoin by.U untuk Donasi Tas Sekolah

Jakarta - Telkomsel melalui inisiatif CSR filantropi “Telkomsel Sambungkan Senyuman” yang berfokus pada kepedulian dengan…

4 hours ago

Jelang Perayaan Natal dan Tahun Baru, GM PLN NTT Pastikan Pasokan Listrik Di Daerah Perbatasan RI-RDTL Aman

Kupang - Dalam rangka memastikan kesiapan pasokan listrik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025…

16 hours ago

DPRD Kota Kupang Ingkar Janji Terkait RDP Penutupan Akses Jalan di Namosain

Kupang - DPRD Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut telah mengingkari janji soal agenda…

1 day ago

Pemkot Kupang Gelar Sosialisasi Ekosistem Riset dan Inovasi Daerah 2024

Kupang - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah menggelar Sosialisasi Ekosistem…

1 day ago

BI NTT Proyeksikan Kebutuhan Uang Tunai Natal dan Tahun Baru Rp1,3 Triliun

Kupang - Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memproyeksikan kebutuhan uang kartal pada…

1 day ago

Sambut Natal, PLN UIP Nusra Gelar Penyampaian Nilai Ganti Kerugian Pengadaan Tanah PLTP Ulumbu 5-6 Poco Leok

Ruteng - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melaksanakan kegiatan Penyampaian…

2 days ago