Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-9 Tahun Buku 2019 Coop TLM Indonesia, Sabtu (31/10/2020)./ lintasntt.com
Kupang – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mendorong semua anggota koperasi menjadi pelaku usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Sebaliknya, semua badan usaha mikro dan kecil juga didorong menjadi anggota koperasi.
Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop UKM, Rully Indrawan mengatakan jika seluruh anggota koperasi menjadi pelaku usaha, produk yang dihasilkan pelaku usaha tersebut sangat banyak yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Anggota koperasi TLM Indonesia lebih dari seratus ribu orang harus didorong menjadi pelaku usaha, akan menghasilkan ratusan produk dan ini luar biasa,” ujarnya saat menyampaikan sambutan lewat webinar pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-9 Tahun Buku 2019 Coop TLM (Tanaoba Lais Manekat) Indonesia, Sabtu (31/10/2020).
Dia mencontohkan, dari 87.000 pelaku usaha di Indonesia, 90an persen di antaranya pelaku usaha mikro. Selain itu, lebih dari 50% penduduk NTT saat ini tercatat sebagai anggota koperasi, lebih banyak dari nasional hanya 8%.
Hal ini menunjukkan warga NTT sangat konsen dengan koperasi. “Saya kira ini satu situasi dan kondisi yang kondusif mendukung pertumbuhan ekonomi NTT,” ujarnya. Di negara lain seperti Korea Selatan dan Jepang, 70% penduduknya anggota koperasi.
Menurutnya, ada koperasi di daerah lain memiliki omzet sampai Rp12 triliun dari bisnis ternak. Karena itu, koperasi di daerah bisa membuat klaster seperti bisnis atau peternakan seperti Koperasi TLM Indonesia yang fokus pada perempuan pelaku usaha mikro.
Namun, anggota koperasi yang sudah terjun ke dunia usaha juga harus diberikan pelatihan agar mereka lebih produktif. Pengurus harus memikirkan bagaimana membesarkan produk anggota. “Saya sangat setuju kita dorong adanya pelatihan-pelatihan karena dengan cara itu, kita meningkatkan kesejahteraan anggota,” jelas Rully Indrawan.
Salurkan Kredit Rp310 Miliar
Ketua Coop TLM Indonesia Pendeta Semuel Nitti menyebutkan total kredit yang telah disalurkan kepada anggota mencapai Rp310 miliar kepada 113.670 anggota sampai akhir 2019.
Tahun ini, suku bunga pinjaman diturunkan sebesar 0,25% atau 3% per tahun, berlaku bagi seluruh anggota di NTT. Coop TLM Indonesia juga tetap menjaga kualitas pinjaman macet anggota sebesar 0,6%.
Sesuai rancana, tahun ini akan diberikann pinjaman modal usaha kepada 103.613 anggota dengan nominal Rp197 miliar, serta memberikan relaksasi pinjaman terhadap anggota yang terdampak covid-19.
Di bidang permodalan dan keuangan, modal Coop TLM Indonesia naik signifikan dari Rp18,1 miliar menjadi Rp34,1 miliar, Aset juga meningkat dari Rp134,1 miliar menjadi menjadi Rp192,1 miliar pada 2019. dam sisa hasil usaha (SHU) naik dari Rp9,6 miliar menjadi Rp21,9 miliar pada 2019.
Masih ada sejumlah kinerja positif pada tahun buku 2019 antara lain melakukan persiapan unit usaha perdagangan dan pemasaran, menjalankan swakelola uang duka (program angkasa), perbaikan kesejahteraan pegawai, perbaikan fasilitas kerja pegawai dan kantor cabang untuk menunjang pelayanan anggota. Coop TLM Indonesia juga mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari akuntan publik, dan tingkat kesehatan berada dalam predikat sehat. (*/gma)
Kupang - Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menerima kunjungan Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)…
Kupang - Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) Johni Asadoma memimpin rapat terbatas dengan…
Kupang - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) NTT melalui PLN Unit Pelaksana Pembangkitan…
Kupang - Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena bersama Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma (Melki-Johni)…
Bandung - PT PLN (Persero) bersama dengan PT Pindad menandatangani memorandum of understanding (MoU) dalam…
Kupang - Komisaris Utama PT Asabri Fary Francis menempati jabatan baru sebagai deputi bidang pengusahaan…